TEMPO.CO, Tangerang Selatan - NoonaKu Signature, sebuah label fesyen yang bergerak di sektor pakaian dengan harga di bawah Rp 100 ribu per potong ternyata bisa meraup omzet hingga Rp 4,3 miliar per tahun.
"Omset per tahun Rp 4,3 miliar. Kami baru jadi PT di tahun 2015, sejak merintis jadi reseller sudah sejak zaman kuliah di tahun 2011," ujar Owner Noonaku Florentia Jeanne saat ditemui di Bintaro Jaya Xchange Mall, Tangerang Selatan, Sabtu, 7 Juli 2018.
Memulai bisnis fesyen saat duduk di bangku kuliah tahun 2011, Florentia belum memiliki banyak modal. Ia menceritakan bisnis pakaian itu dimulai dengan menjual kembali produk milik orang lain dengan bantuan media sosial.
Baca: Begini Kiat Sukses Berbisnis Fashion bagi Pemula
Kini, Florentia bisa menjaring para pekerja dari lingkungan sekitar lokasi usahanya sebanyak 20 orang dan memproduksi 10 ribu potong pakaian per bulan. Produksi pakaian dari perusahaannya itu meliputi pakaian atasan hingga sepatu.
Ia memastikan produk yang dijajakannya itu dibanderol maksimum Rp 100 ribu, dengan harga termurah ada yang mencapai Rp 19 ribu per potong. "Jadi bagaimana caranya wanita indonesia bisa tampil cantik dengan budget yang dimilikinya," ujar Florentia. Ia menyebut ada beberpa produk yang dijual di atas Rp 100 ribu, namun jumlahnya tidak banyak dan maksimum hanya Rp 150 ribu per potong.
Selain berjualan dengan label sendiri, Florentia juga membuka peluang bagi pihak-pihak yang mau bekerjasama, antara lain dengan metode reselling atau menjual kembali produk Noonaku melalui media sosial maupun toko online dan offline. Untuk metode ini para mitra bisa memulai dengan modal nol rupiah.
Metode lainnya adalah relabeling alias menjual produk Noonaku dengan label perusahaan sendiri. "Jadi bisa beli dari produk kita, nanti langsung diganti dengan label customer," ujar Florentia. Minimal, para mitra membeli dua lusin dengan model campuran. Adapun modal yang perlu disiapkan minimal Rp 1 juta.
Simak: Mau Sehat? Hindari Jenis Pakaian Ini
Berikutnya, untuk mitra bermodal besar dan memiliki niatan untuk melakukan pemasaran di butik maupun mal, metode kerjasama yang ditawarkan adalah redesign, atau memesan produk eksklusif. Dengan modal minimal Rp 3 juta rupiah, mitra wajib memesan minimal 5 lusin pakaian untuk satu model dengan tiga warna. "Kami enggak akan produksi untuk noonaku, jadi itu eksklusif."
Kini, Florentia mengatakan sudah ada beberapa partner yang bekerja sama, baik perseorangan, maupun perusahaan. "Bahkan ada department store yang juga bekerja sama dengan kami, dengan cara relabel, tapi kalau di mal harganya sudah menjadi Rp 200-400 ribu," kata Florentia.
Meski acapkali dibanderol mahal oleh partnernya, ia belum berniat menaikkan harga pakaian yang dijual labelnya. "Kami main di kuantitas saja," ujar dia. Strateginya menekan harga antara lain dengan efisiensi sistem produksi dan marjin keuntungan yang tipis. Florentia menargetkan omzet 2018 mencapai lebih dari Rp 4,3 miliar.