TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan kegiatan investasi hulu migas baru mencapai 27 persen dari target tahun 2018 pada semester pertama.
"Investasi tahun 2018 baru terealisasi sebesar US$ 3,9 miliar dari target yang ada sebesar US$ 14,2 miliar atau baru mencapai 27 persen," kata Amien saat mengelar konferensi pers dengan wartawan di kantor SKK Migas, Jumat, 6 Juli 2018.
Karena itu, dipredikai investasi migas hingga akhir tahun diprediksi bakal tak mencapai target. Sebelumnya, diperkirakan investasi yang bisa datang maksimal hanya mencapai US$ 11,1 miliar atau 78 persen dari target sebelumnya.
Baca: Pertamina Jamin Kenaikan Pertamax dan Dex Tak Menimbulkan Kelangkaan Premium
Tercatat lifting minyak bumi baru tercapai sebesar 771 ribu bopd atau 96 persen dari target sebesar 800 ribu bopd. Sedangkan realisasi lifting gas bumi sebesar 1,152 juta boepd atau 96 persen dari target yang sebesar 1,2 juta boepd.
Sementara itu, sepanjang semester pertama 2018 sebanyak 26 rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD) telah disepakati. Sejumlah rencana tersebut memberikan tambahan cadangan migas sekitar 580 juta setara barel minyak. Penambahan cadangan tersebut berdampak signifikan pada pencapaian rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) hingga 148 persen dari target kinerja sebesar 100 persen.
Baca juga: Pertamina Siapkan Dua Skema Penyaluran Elpiji 3 Kilogram
Selain itu, SKK Migas juga mencatat bahwa lifting Migas juga tak tercapai pada tahun ini. Dari target 2 juta barel minyak per hari (boepd) baru sekitar 1,923 juta barel yang tercapai.
"Nilai ini baru mencapai 96 persen dari persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar 2 juta boepd," kata Amien.