TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk. berkomitmen melakukan perbaikan kinerja yang bakal dievaluasi secara berkala setiap tiga bulan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengatakan kajian akan dilakukan langsung oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal tersebut merupakan salah satu kesepakatan dalam pertemuan antara Menteri BUMN Rini Soemarno, Asosiasi Pilot Garuda (APG), Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan manajemen Garuda Indonesia.
Baca juga: Mogok Kerja Pilot Garuda Batal, 4 Poin Kesepakatan Tercapai
"Kami berkomitmen untuk melakukan perbaikan terkait dengan keuangan, operasional, hingga pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Akan dilakukan review berkala setiap tiga bulan," ungkap Pahala, Jumat, 6 Juli 2018.
Pahala menambahkan, perbaikan emiten berkode GIAA ini juga akan dilakukan terhadap hubungan industrial seperti bentuk komunikasi bipartit, yakni antara pekerja dengan perusahaan, hingga pengaturan cara kerja.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pilot Garuda (APG) Bintang Hardiono mengapresiasi langkah pemerintah yang langsung menyerahkan urusan konflik internal perusahaan kepada Kementerian BUMN. "Review ditangani langsung Kementerian BUMN, jadi kepercayaannya ada," ujarnya.
Baca juga: Kementerian BUMN Apresiasi Pembatalan Mogok Kerja Pilot Garuda
Sementara itu, Ketua Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) Ahmad Irfan Nasution memastikan permasalahan dengan pihak manajemen sudah selesai. "Semua (permasalahan) sudah kami sampaikan kepada Bu Rini (Menteri BUMN Rini Soemarno), ketika dinasehati ya sudah. Kami anggap permasalahan sudah clear," tuturnya.
Diketahui, APG bersama Sekarga menuntut manajemen untuk melakukan restrukturisasi jumlah direksi dari 8 orang menjadi 6 orang. Idealnya, cukup direktur utama, direktur operasi, direktur teknik, direktur keuangan, direktur personalia dan direktur niaga.
Pekerja meminta pergantian direksi dari kalangan profesional di bidang penerbangan dari kalangan internal perusahaan. Tuntutan tersebut diajukan setelah menilai terdapat beberapa masalah di tubuh manajemen Garuda Indonesia.