TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HIPMI mengkhawatirkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bisa menembus Rp 15 ribu pada pekan depan. Sebab, Ketua Badan Pengurus Pusat HIPMI Bidang Ekonomi Muhammad Idrus menyatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah.
“Hari ini saja para analis perbankan memprediksi nilai tukar rupiah akan jatuh pada angka Rp 14.600. Antisipasi kemungkinan terburuk pekan depan, yaitu tembus 15 ribu, kami menghimbau dengan segera agar presiden bertindak,” kata Idrus dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 6 Juli 2018.
BACA: Nilai Tukar Rupiah Melemah Pagi Ini Jadi Rp 14.413 per Dolar AS
Selain itu, Idrus pun meminta agar masyarakat tidak memborong dolar dan memiliki kepedulian terhadap kondisi perekonomian Indonesia. “Peran serta masyarakat khususnya kalangan elite diharapkan agar melakukan aksi nyata keprihatinan atas kondisi ekonomi kita. Dan jangan sampai sebaliknya, (yaitu) memborong dolar,” ujar Idrus.
Menurut Idrus melesunya nilai tukar rupiah bukan hanya semata karena persaingan dagang antara Amerika dengan Cina dan Uni Eropa, namun juga disebabkan faktor internal. Karena itu, ia mendorong presiden segera bertindak dengan mengeluarkan kebijakan penyelamatan rupiah.
BACA: Hari Ini Rupiah Diperkirakan Melemah Rp 14.310 - Rp 14.450
Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, kurs rupiah pada Kamis, 5 Juli 2018, ditutup di angka Rp 13.387 per dolar AS. Sementara, pada siang hari ini, pukul 13.36 WIB, kurs terpantau menginjak level Rp 14.409.
Jika nilai tukar rupiah menembus Rp 15 ribu, Idrus memprediksi perekonomian Indonesia bakal semakin terpuruk. Sebab, industri Indonesia, menurutnya, banyak tergantung bahan baku impor.
“Semoga hal ini tidak terjadi, nilai tukar rupiah bisa kembali menguat. Industri kita didominasi Foot Loose Industry yang mengandalkan bahan baku impor. Kalau nilai tukar terus melemah, industri kita akan kolaps,” kata Idrus.