TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo siap menggenjot produksi industri agro di wilayahnya untuk membantu masyarakat agar tidak terbebani kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax sejak 1 Juli 2018.
"Jatim mempunyai sektor agro industri yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri sehingga optimalisasi potensi akan membantu biaya angkut yang oleh pengusaha dibebankan kepada konsumen atau masyarakat," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis, 5 Juli 2018.
Baca juga: Gubernur Jatim Klaim Pemberian THR Tak Bebani Fiskal Daerah
Dengan menggenjot produksi industri agro, maka kenaikan BBM yang akan diikuti naiknya harga komoditas lain akan tereliminasi. Hal yang menjadi substitusi bahan baku ini, kata dia, sudah dibicarakan saat pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Gubernur se-Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, memisalkan di Bangka Belitung mempunyai timah dan pala yang dibutuhkan Jawa Timur. Tapi di sisi lain, Jawa Timur memiliki beras yang dibutuhkan Bangka Belitung.
Menurut dia, hal tersebut merupakan keniscayaan karena berada dalam lingkaran yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. "Ini masih kami rapatkan, apa-apa yang bisa ditekankan dari naiknya BBM agar tidak mempengaruhi daya beli dan mencari faktor apa yang bisa ditekankan," katanya.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga mengatakan jumlah UMKM yang sangat banyak mendukung substitusi bahan baku tersebut, terlebih 18 juta lebih tenaga kerja berada di sektor UMKM sehingga bisa memaksimalkan sektor agro industri. Pemprov Jatim, lanjut dia, saat ini masih mencari formula lain untuk menstabilkan harga dan menekan agar harga tidak terlalu naik.
Selain itu, Soekarwo menargetkan semua faktor yang mempengaruhi harga naik ini bisa segera diselesaikan dan berjalan dengan harapan masyarakat tidak terlalu lama menanggung dampak kenaikan BBM.
ANTARA