TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud mengatakan penyediaan protein hewani Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN.
"Konsumsi kita dibandingkan di ASEAN hanya 8 persen untuk protein hewani, dibanding Malaysia yang mencapai 28 persen kemudian Thailand 20 persen Filipina 21 persen. Kenapa kita Indonesia seperti ini?," kata Misdalifah dalam acara Indo Livestock 2018 di Jakarta Convention Center, Rabu, 4 Juli 2018.
Menurut Musdalifah hal tersebut, karena geografis Indonesia yang merupakan negaranya kepulauan, di mana untuk menyediakan protein hewani tidak semudah di wilayah daratan. Namun, kata Musdalifah Indonesia masih berpotensi untuk meningkatkan penyediaan protein hewani, karena lahan masih sangat luas untuk wilayah peternakan.
Musdalifah juga mengatakan susu dan bahan makanan berbasis susu Indonesia masih tertinggal. "Karena budaya kita belum budaya minum susu dari awal, budaya kita minum susu itu dari ASI (air susu ibu)," ujar Musdalifah.
Hal tersebut, kata Musdalifah berbeda dengan di India. Musdalifah mengatakan di India sejak bayi mereka sudah mengonsumsi protein antara lain susu. Di India makanan berbasis susu sebagai makanan sehari-hari.
"Tetapi kami memang harus banyak sekali komunikasi seperti ini, yang harus kami bicarakan dan komunikasikan soal minum susu, makan dagimg, telur dan ikan," ujar Musdalifah.