TEMPO.CO, Denpasar - Mengatasi kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karang Asem, PT XL Axiata Tbk melakukan pengamanan jaringan koneksi - termasuk 12 Base Tranceiver Station (BTS) di sekitar radius 12 kilometer area gunung Agung.
Mochamad Imam Mualim, caretaker VP East Region XL Axiata di Denpasar mengatakan saat ini terdapat lebih dari 30 unit BTS di seputaran Gunung Agung. Sekitar 12 unit BTS di antaranya berada di dalam radius 12 km.
''Kami telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan layanan kepada pelanggan tetap berjalan dengan baik, '' katanya melalui keterangan pers yang diterima Tempo, Rabu 4 Juli 2018 siang.
BACA: Luhut Yakin Acara IMF-World Bank Tak Terdampak Erupsi Gunung Agung
Diantaranya dengan mengantisipasi ketersediaan pasokan listrik, dengan menyiapkan puluhan genset guna mendukung operasional BTS yang ada. Pantauan kami hingga saat ini, seluruh jaringan kami masih aman, dan layanan masih normal. Harapan kami kondisi Gunung Agung tidak semakin memburuk, dan kami juga akan terus melakukan pemantauan dan memastikan kedepannya kondisi jaringan tetap aman”.
Di sekitar Gunung Agung, bermukim lebih dari 10.000 pelanggan XL Axiata, yang tersebar baik di kota-kota terdekat, juga di desa-desa di kaki gunung. Antisipasi pengamanan jaringan yang dilakukan XL Axiata ini sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari karena dalam beberapa waktu belakangan setelah Gunung Agung dinyatakan dalam kondisi aktif. Tim XL Axiata di lapangan akan terus memantau pekembangan kondisi yang ada.
BACA:Gunung Agung Erupsi, Menpar Arief Yahya: Suasana Bali Oke
Dengan adanya warga yang harus mengungsi ke beberapa titik penampungan, XL Axiata juga telah menyiapkan bantuan darurat untuk membantu meringankan beban mereka. XL Axiata akan segera mengirimkan bantuan darurat berupa sembilan bahan pokok dan obat-obatan, serta selimut.
Selain itu, juga akan diberikan bantuan komunikasi berupa telepon umum gratis (TUG), kartu SIM, dan akses internet, di lokasi pengungsian. Sarana ini akan bisa membantu kebutuhan komunikasi warga korban, dan juga bisa dimanfaatkan oleh aparat yang bertugas melakukan penanganan korban bencana erupsi Gunung Agung.