TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah menegur AirAsia soal keterlambatan atau delay penerbangan berkepanjangan yang terjadi sejak dua hari lalu. Keterlambatan tersebut terjadi pada penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng menuju Bandara Narita, Tokyo, Jepang, pada 29 dan 30 Juni 2018.
"Iya saya tadi malam saya ketahui, saya sudah tegur AirAsia. Hari ini akan kami evaluasi, besok akan ada statement dari Dirjen," kata Budi Karya Sumadi saat ditemui di depo Mass Rapit Transit (MRT) Lebak Bulus, Jakarta, Ahad, 1 Juli 2018.
Baca: Heboh Delay AirAsia Berkepanjangan Juga Terjadi di Jepang
Budi memastikan keterlambatan tersebut tidak ada hubungannya dengan penutupan Bandara Ngurah Rai atau letusan Gunung Agung di Bali. Budi mengatakan Bandara Ngurah Rai sudah dibuka kembali setelah sebelumnya ditutup karena erupsi Gunung Agung.
Sebelumnya, ratusan calon penumpang AirAsia rute Jakarta-Tokyo mengamuk di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu malam, 30 Juni 2018. Mereka menumpahkan kekesalan dan kemarahannya kepada petugas AirAsia di Bandara Soekarno-Hatta karena pesawat yang akan membawa mereka ke Tokyo tidak kunjung terbang setelah 24 jam lebih. "Ini delay-nya parah sekali," ujar Dedi, salah satu calon penumpang saat dihubungi Tempo.
Baca: Penerbangan ke Jepang Delay, AirAsia Tawarkan 4 Opsi Kompensasi
Dedi mengatakan sejatinya pesawat AirAsia dijadwalkan terbang pukul 23.00 Jumat 29 Juni 2018. Tapi, setelah beberapa jam ditunggu mereka tidak juga diterbangkan.
Head of Communication AirAsia Baskoro Adiwiyono, menyampaikan permintaan maaf akan keterlambatan penerbangan atau delay dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng menuju Bandara Narita, Tokyo, Jepang, pada 29 dan 30 Juni 2018. "AirAsia X Indonesia meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," ujar dia kepada Tempo hari ini.
AirAsia lalu membatalkan penerbangan di dua hari tersebut Alasan pembatalan tersebut. Adapun alasan pembatalan itu, kata Baskoro, karena adanya permasalahan operasional di internal Air Asia. Atas hal tersebut, AirAsia memberikan beberapa pilihan kompensasi atas dibatalkannya penerbangan dengan kode XT407 itu