TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan menguat pekan depan. Nafan memperkirakan IHSG akan menguat 3,3 hingga 5,5 persen.
"Minggu depan dari Senin bisa 3,3 persen, optimistis 3,8 persen, karena menutup gap. Tapi kalau target maksimalnya di 6.100 lebih, bisa 3,3 hingga 5,5 persen dari posisi IHSG yang ditutup kemarin," kata Nafan Aji saat dihubungi, Sabtu, 30 Juni 2018.
Baca: IHSG Merosot Tajam, Perang Dagang Masih jadi Penyebab Dominan
Menurut Nafan IHSG sudah mulai menunjukkan penguatan pada Jumat. Hal tersebut diprediksi akan terus menguat. "Apalagi ada gap area, secara teknikal ada area kosong di antara candlestick di antara level 5.948-5.987 itu yang mesti perlu dititupin," kata Nafan.
Sebelumnya IHSG menguat 2,33 persen pada penutupan perdagangan Jumat, 29 Juni 2018. IHSG menguat 131 poin dari penutupan sebelumnya menjadi 5.799,23.
Baca: IHSG Ditutup di Level 5667, Anjlok 10,8 Persen sejak Januari 2018
Menurut Nafan penguatan tersebut dampak dari kenaikan suku Bank Indonesia atau BI 7 Day Repo Rate. Menurut Nafan pelaku pasar sepertinya menjadi euforia terhadap hasil keputusan di luar dugaan. "Ini merupakan suatu langkah yang berani dilakukan gubernur BI," kata Nafan.
Pada 29 Juni 2018 Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Keputusan kenaikan suku bunga acuan itu juga diikuti kenaikan deposit facility sebesar 50 basis poin menjadi 4,50 persen. Sedangkan lending facility naik sebesar 50 basis poin menjadi 6,00 persen. Dengan kenaikan tersebut, BI telah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali dalam enam bulan terakhir.
Menurut Nafan hal tersebut menjadi katalis positif bagi IHSG. "Secara umum pergerakan indeks lebih cenderung menguat signifikan, karena mengalami net buy asing," ujar Nafan.