TEMPO.CO, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong peningkatan kerja sama mengenai penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Retno menjelaskan peningkatan kerja sama tersebut bisa diartikan dengan melanjutkan negosiasi nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang penempatan dan perlindungan TKI di Malaysia. "Presiden mengusulkan supaya ada satu MoU mengenai masalah penempatan dan perlindungan," ujarnya di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat, 29 Juni 2018.
Baca: OJK Jalin Kerja Sama Bilateral dengan Bank Negara Malaysia
Terlebih MoU yang lama, menurut Retno, sudah berakhir pada 2016. "Sejak itu sebenarnya sudah ada pembicaraan-pembicaraan, tapi sekarang kami dorong supaya cepat karena kalau vakum dari segi aturan akan menyulitkan dua-duanya untuk mengatur," katanya.
Meski tidak mengungkapkan target penyelesaian MoU tersebut, Retno yakin negosiasi bakal berlangsung lancar karena sudah ada kesepahaman di tingkat pemimpin. "Saya tadi sudah bicara dengan Pak Hanif (Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri), setelah ini kami kembali (diskusi). Kemarin mereka (Malaysia) kampanye dan Pemilu," ujarnya.
Baca: PM Mahathir Kunjungi Indonesia, Kerja Sama RI-Malaysia Meningkat?
Berdasarkan data Imigrasi Malaysia, jumlah tenaga kerja Indonesia ilegal yang ditahan Jabatan Imigrasi Malaysia (JIM) selama 1 Januari-24 Mei 2018 mencapai 6.315 orang. Jumlah tenaga kerja asal Indonesia itu menempati urutan tertinggi.
Dilansir Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Malaysia masih menjadi tujuan teratas bagi TKI untuk bekerja. TKI yang menjadikan Negeri Jiran sebagai tujuan berjumlah 40.078 orang dari total 111.878 TKI selama Januari-Mei 2018.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memulai kunjungannya ke Indonesia pada hari ini. Kunjungan tersebut merupakan yang pertama kalinya dilakukan sejak dia kembali menjabat sebagai kepala negara, Mei lalu.
Sebelumnya PM Malaysia Mahathir Mohamad berkunjung ke Jepang untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Mahathir akan didampingi oleh istrinya, Siti Hasmah Mohd Ali dan sejumlah pejabat kantor Perdana Menteri dan Kementerian Luar Negeri.