TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia berharap pengumuman kelanjutan operasi PT Freeport Indonesia bisa dilakukan pada pekan depan. Sinyal tersebut muncul setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan melakukan pertemuan tertutup dengan CEO Freeport Richard Adkerson di Hotel Four Seasons, Washington, Senin siang atau Selasa dinihari, 25 Juni 2018, WIB.
Menurut Jonan, seluruh isu dalam perundingan dengan pihak Freeport relatif sudah disepakati. Poin terakhir yang tengah dalam tahap finalisasi adalah divestasi saham Freeport Indonesia sebesar 51 persen.
"Kalau pemahaman bersama, mestinya Freeport-McMoRan sudah siap mengumumkan dan dibuat draf legal. Kalau draf legalnya bisa cepat, satu atau dua minggu bisa selesai," ucapnya, Rabu, 27 Juni 2018.
Baca juga: Freeport Sepakat Konversi Saham Rio Tinto
Terkait dengan divestasi, Jonan menyatakan hal tersebut akan sangat bergantung pada kesiapan PT Inalum (Persero) sebagai badan usaha milik negara yang akan membeli saham Freeport Indonesia. Menurut dia, Inalum perlu mencari pinjaman untuk proses akuisisi tersebut.
"Kalau itu siap, saya harap minggu depan bisa ada joint statement bersama antara CEO Freeport-McMoRan dan pemerintah bahwa ini (divestasi) sudah sepakat 51 persen, dikelola bersama, sepakat membangun smelter, sepakat menjadi IUPK (izin usaha pertambangan khusus), dan penerimaan negara lebih tinggi.”
Berbeda dengan pertemuan tahun lalu di Houston, Texas, yang melibatkan banyak orang, kali ini Jonan sendiri, sementara Richard didampingi Vice President Freeport Indonesia Tony Wenas. Pertemuan berlangsung sekitar 1,5 jam.
Richard menolak membeberkan hasil pertemuan saat ditanya sejumlah jurnalis Indonesia. Dia hanya berjanji akan menjelaskan hasil negosiasi “pada waktu yang akan datang”.
Baca: Jonan: Pemerintah Tak Bisa Langsung Ambil Alih Freeport di 2021
Tony Wenas menolak memberikan keterangan lebih rinci karena terikat perjanjian kerahasiaan transaksi, termasuk berapa nilai akuisisi 40 persen saham Freeport milik Rio Tinto dalam bentuk hak partisipasi.
Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengaku pihaknya telah mendapatkan komitmen pendanaan untuk merealisasi hal tersebut. "Sekarang komitmen pendanaan sudah diperoleh dan tinggal tunggu transaksi terjadi," ujarnya.
Proses akuisisi tersebut akan dilakukan dengan mengambil 40 persen hak partisipasi (participating interest/PI) Rio Tinto di yang ada di Freeport Indonesia lebih dulu.
Menurut Budi, perkembangan perundingan soal divestasi tersebut sudah sangat maju. Harga PI Rio Tinto senilai US$ 3-5 miliar pun sudah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
Jonan menegaskan, akuisisi saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen oleh pihak nasional sebagai bentuk semangat kebangsaan. Akuisisi tersebut bisa menunjukkan pihak nasional mampu mengelola tambang dengan skala raksasa.
Melalui akuisisi tersebut, Jonan menyatakan pihaknya terus mendukung adanya praktik bisnis yang sehat. Dia mengaku tidak ingin Indonesia dianggap sebagai negara yang tertutup.
"Investor asing boleh masuk, investor swasta domestik juga boleh masuk. Jadi ini menjadi praktik-praktik bisnis yang jauh lebih sehat," tuturnya.
Manajemen PT Inalum (Persero) membenarkan, negosiasi divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia mendekati final kendati sejumlah hal masih dalam pembahasan.
“Proses negosiasi masih berlangsung dan perbedaan pandangan kedua pihak, yakin Inalum dan Freeport-McMoRan, terkait dengan proses divestasi sudah semakin mengecil,” tutur Rendi Witular, Kepala Komunikasi Korporat dan Hubungan Antarlembaga Holding Industri Pertambangan Inalum, Selasa, 26 Juni 2018.
Rendi menjelaskan, proses negosiasi memerlukan waktu yang lama karena ingin memastikan proses ini berjalan berdasarkan pada asas good governance dan prinsip kehati-hatian. Dia enggan memberikan informasi mengenai nilai transaksi dengan Freeport.
BISNIS