TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian menargetkan merampungkan pembangunan tiga kawasan industri pada 2018. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan saat ini sepuluh kawasan industri baru sudah beroperasi.
"Tiga kawasan industri baru yang akan beroperasi tahun ini, yaitu kawasan industri Lhokseumawe di Aceh, kawasan industri Wilmar di Serang, dan kawasan industri Tanjung Buton di Riau. Jadi, tahun 2018 ada 13 kawasan,” kata Putu dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 27 Juni 2018.
BACA: Industri Manufaktur Diprediksi Bakal Bergairah Usai Libur Lebaran
Selain tiga kawasan itu, sepuluh kawasan yang telah beroperasi antara lain KI Morowali, Sulawesi Tengah; KI atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara; KI Bantaeng, Sulawesi Selatan; KI JIIPE Gresik, Jawa Timur; dan KI Kendal, Jawa Tengah. Selanjutnya, KI Dumai, Riau; KI Konawe, Sulawesi Tenggara; KI/KEK Palu, Sulawesi Tengah; KI/KEK Bitung, Sulawesi Utara; dan KI Ketapang, Kalimantan Barat. Sebanyak 13 kawasan industri itu ditargetkan dapat menarik investasi senilai Rp 250,7 triliun.
Pada 2019, pemerintah menargetkan lima kawasan industri bakal dibangun. Artinya, target kami sudah tercapai. Jadi, nanti tahun 2019 sudah ada 18 kawasan industri baru yang beroperasi,” ujar Putu. Guna mempercepat pengembangan kawasan industri, menurutnya, perlu adanya insentif nonfiskal dan kemudahan perizinan investasi di kawasan industri.
Baca Juga:
BACA:Menperin: Penguatan Dolar Untungkan Industri Kecil
Saat ini, Kemenperin juga fokus untuk menarik para pelaku industri agar menanamkan modalnya di sejumlah kawasan industri tersebut. “Kalau hanya kawasan saja, tidak ada isinya, buat apa? Untuk itu, investasi industri yang harus juga kami dorong,” kata Putu.
Di samping itu, Menteri perindustrian Airlangga Hartarto menginginkan pengembangan kawasan industri, misalnya seperti di wilayah Bekasi Selatan, dapat direplikasi untuk 100 wilayah lainnya di Indonesia. Contohnya kawasan industri Jababeka yang terbukti mampu memperlihatkan multiplier effect dari aktivitas industrialisasi dapat berkontribusi signifikan terhadap Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB).
BACA:Menteri Airlangga Hartarto: Industri Pengolahan Tumbuh 4,5 Persen
“Dengan satu juta orang lapangan pekerjaan yang berhasil diciptakan di kawasan industri tersebut, GDP-nya dari seluruh pabrik lebih dari US D35 miliar per tahun atau GDP-nya per kapita sebesar USD 35 ribu,” kata Airlangga.
Capaian tersebut, menurut Menperin, sesuai dengan visi emas Indonesia tahun 2045. “Target kita, rata-rata GDP per kapita Indonesia bisa USD 35 ribu,” imbuhnya. Oleh karena itu, pengembangan kawasan industri juga merupakan salah satu strategi dalam mengimplementasikan revolusi industri 4.0.
Baca berita tentang Industri lainnya di Tempo.co.