TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memastikan penandatanganan perjanjian pinjaman proyek moda raya terpadu fase kedua sebesar Rp 25,10 triliun dilakukan pada Juli 2018.
Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Jakarta William Sabandar mengatakan mundurnya penandatanganan perjanjian pinjaman dari target awal pada Juni 2018 itu disebabkan persoalan administrasi dan terpotong libur Lebaran.
Baca juga: Pembangunan MRT Jakarta Telah Mencapai 94,19 Persen
“Agak mundur karena administrasi saja. proses penganggaran dananya sudah selesai tinggal agreement Juli nanti,” katanya saat ditemui di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Senin, 25 Juni 2018.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta mendapat persetujuan dari DPRD DKI Jakarta untuk memperoleh pinjaman proyek sebesar Rp 25,10 triliun sejak Agustus 2017. Setelah itu, proses penganggaran dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Baca juga: 9 Bulan Lagi MRT Jakarta Beroperasi, Ini Skenario Harga Tiketnya
Nantinya, pinjaman tersebut akan digunakan untuk pembangunan moda raya terpadu (MRT) Jakarta fase kedua dan Rp 2,56 triliun untuk biaya variations order dan penyesuaian harga fase pertama.
Biaya tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan pembangunan pada fase pertama sebesar Rp 16 triliun, karena dalam pengerjaan proyek fase kedua lebih banyak konstruksi bawah tanah meskipun panjang jalur lebih pendek.
William menargetkan pemancangan tiang perdana proyek fase kedua dapat dimulai pada akhir 2018, sedangkan konstruksi bisa dimulai pada pertengahan 2019.
Baca juga: MRT Jakarta - GoJek Teken MoU Studi Pembayaran Digital
Saat ini, kata William, perusahaan masih berkutat menyelesaikan pembebasan lahan untuk trase Bundaran HI hingga Kampung Bandan.
Rencananya, jalur MRT fase kedua Bundaran HI-Kampung Bandan mencapai 8,30 kilometer dengan tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota.
Sementara itu, satu depo kereta MRT dibangun di atas tanah berlokasi di Kampung Bandan. “Masih berproses pembebasan lahan. Kami harapkan semua tanah sudah selesai saat mulai konstruksi pada pertengahan tahun depan,” ungkapnya.