TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengklaim perdagangan di sektor perikanan sepanjang kuartal pertama 2018 telah mencatatkan pencapaian yang positif. Menurut dia, capaian ini diperoleh karena menurunnya tren illegal fishing atau penangkapan ikan secara ilegal dalam beberapa tahun terakhir.
"Kuartal pertama Indonesia sudah surplus sekitar US$ 1 miliar," kata Susi saat ditemui selepas acara open house di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra V, Senayan, Jakarta Selatan, Senin malam, 25 Juni 2018. Berkurangnya illegal fishing, kata dia, telah membuat stok ikan bertambah dan otomatis mengerek produksi dan penjualan nelayan.
Baca: Susi Pudjiastuti Ajak Norwegia Berantas Kejahatan Perikanan
Susi mengatakan bukan hal mudah untuk mencapai nilai surplus US$ 1 miliar ini. Laut Indonesia, kata dia, sempat menderita kerugian hingga Rp 2.000 triliun lebih saat illegal fishing masih marak terjadi.
Meski mencatatkan hasil perdagangannya yang positif, Susi tetap gencar menggenjot sektor perikanan Indonesia. Akhir Mei 2018, Susi bertemu Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono di Tokyo, Jepang. Dalam pertemuan itu, Susi berharap Indonesia diberikan fasilitas bea masuk produk perikanan sebagaimana yang telah diberikan Jepang kepada Thailand dan Vietnam. Menurut dia, rata-rata bea masuk 7 persen selama ini telah membuat produk perikanan Indonesia sulit bersaing di Negeri Sakura itu.
Simak: Menteri Susi Kunjungi Norwegia, Ini Hasilnya
Susi menjelaskan Indonesia pantas mendapatkan pembebasan tarif bea masuk ini mengingat Indonesia jauh lebih gencar dalam pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) dibandingkan Vietnam dan Thailand. Ia berpendapat, jika Indonesia dibebaskan tarif bea masuk, maka manfaat bukan hanya dapat dinikmati pengusaha perikanan Indonesia, tetapi juga pengusaha Jepang yang berinvestasi pada industri pengolahan hasil laut.
Pada 19 Juni 2018, Susi menghadiri pertemuan tingkat tinggi di Oslo, Norwegia, yang membahas isu-isu kelautan seperti tata kelola laut bebas hingga ilegal fishing. Dalam pertemuan ini, Susi mengusulkan agar pertemuan tingkat tinggi ini bisa bekerja sama dengan Our Ocean Conference, sebuah pertemuan tahunan yang juga membahas isu yang sama. "OCC memiliki kelebihan dalam mengumpulkan komitmen untuk penyehatan lingkungan," kata Susi dalam keterangannya.
Lihat: Berantas Ilegal Fishing, Susi Pudjiastuti Tuai Pujian di Roma
Menurut Susi Pudjiastuti, upaya penyelamatan laut bergerak linier dengan upaya pemerintah menggenjot bisnis sektor perikanan. Saat ini, kata dia, isu soal illegal fishing telah menjadi perhatian serius negara-negara di dunia sehingga Presiden Joko Widodo memintanya untuk menjadi leader atau pemimpin khusus dalam isu ini.