TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Securitas Reza Priyambada memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah hari ini. Pelemahan terjadi seiring dengan respon negatif atas meningkatnya defisit neraca perdagangan Indonesia, sebesar US$ 1,52 miliar.
"Adapun rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp 14.158 dan resisten Rp 14.146," kata Reza saat dihubungi, Selasa, 26 Juni 2018.
Menurut Reza, pergerakan rupiah yang melemah diharapkan hanya bersifat sementara untuk merespon masih adanya defisit neraca perdagangan.
Baca juga: Rupiah Digital Tak Akan Menggantikan Uang Kartal dan Giral
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di angka Rp 14.105 pada penutupan Senin, 25 Juni 2018. Angkat tersebut menunjukkan pelemahan 3 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.102 pada penutupan Jumat, 22 Juni 2018.
Sedangkan pada 25 Juni 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.176 dan kurs beli Rp 14.034.
Lebih lanjut, menurut Reza potensi penguatan rupiah juga memungkinkan terjadi. Hal tersebut karena melihat masih adanya sejumlah sentimen positif yang dapat menahan pelemahan lebih lanjut.
Baca: Rupiah ke Level 14.200, Ini Penjelasan Gubernur Bank Indonesia
"Ditambah dengan pergerakan EUR (Euro) yang terapresiasi di atas USD (dolar AS) diharapkan juga masih bertahan untuk membantu rupiah bertahan di zona hijau," kata Reza.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan rupiah masih akan terdepresiasi. Menurut Reny, rupiah terhadap dolar AS hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.095 dan Rp 14.175.