TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Bandara Ngurah Rai, Bali, menanti rute penerbangan langsung relasi Denpasar dari dan ke Inggris, Jerman, dan Rusia setelah dicabutnya larangan terbang 55 maskapai penerbangan Indonesia ke Uni Eropa.
Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Otoritas Bandar Udara Kelas I Wilayah IV Bali Alexander Rita mengatakan pembukaan penerbangan langsung itu tergantung dengan kesiapan masing-masing maskapai.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Raih Predikat Terbaik di Asia Pasifik
Namun, pihaknya sangat mengharapkan agar ada maskapai yang ingin mengajukan penerbangan langsung dari Bali menuju negara Uni Eropa. "Sejauh ini kita senang akhirnya dibuka, tetapi kembali lagi ke pengusaha airlines," katanya, Senin, 25Juni 2018.
Sementara itu, Kepala Humas Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengatakan penerbangan langsung menuju negara Uni Eropa seperti Rusia tentu akan sangat diminati. Selain karena Bali merupakan destinasi tujuan favorit, juga karena banyaknya warga berkebangsaan Eropa yang tinggal di Bali.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Layani 1,3 Juta Penumpang Selama Lebaran 2018
"Belum ada pengajuan (direct flight), tetapi secara nationality Rusia potensinya besar," katanya.
Inggris, Jerman, dan Rusia menjadi 3 negara dari Uni Eropa yang kedatangannya ke Bali cukup tinggi. Secara berturut-turut, jumlah kunjungan kebangsaan Inggris, Jerman, dan Rusia ada sebanyak 97.533 wisatawan, 62.732 wisatawan, dan 55.638 wisatawan selama periode Januari-Mei 2018.
Baca juga: Lebaran 2018, Bandara Ngurah Rai Layani 113 Penerbangan Tambahan
Menurut Arie, selain menunggu pengajuan maskapai, pihak Otoritas Bandara juga mengusahakan kesiapan infrastruktur untuk menerima penerbangan. Saat ini, Bandara Ngurah Rai baru bisa melayani 30 slot penerbangan per jam.
Sementara itu, Bandara Ngurah Rai saat ini memang tengah melakukan peningkatan kapasitas runway menjadi 34 slot per jam dari sebelumnya 30 dalam rangka menyambut delegasi IMF-World Bank 2018.