TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita berujar kebijakan integrasi tarif Jakarta Outer Ring Road (JORR) belum berdampak mengurangi biaya logistik. Sebab, kontribusi tarif tol ternyata sangat kecil persentasenya terhadap komponen biaya transportasi.
"Kurang dari satu persen kalau hanya tarif tol, kecuali tol Tanjung Priok yang sangat mahal," ujar Zaldy kepada Tempo, Ahad, 24 Juni 2018. Tarif akses jalan tol Tanjung Priok dikenakan sebesar Rp 45 ribu per truk trailer, sementara tarif tol JORR untuk kendaraan golongan V adalah Rp 23 ribu.
Simak: Integrasi Tol JORR dan Penundaan Kenaikan Tarifnya
Zaldy mengatakan faktor yang paling memengaruhi biaya transportasi logistik adalah kemacetan parah yang kerap terjadi di Tol JORR. Kemacetan akan membuat jumlah trip per truk berkurang. Selain itu, kemacetan juga memengaruhi penggunaan bahan bakar dan perawatan truk.
Dengan penerapan kebijakan itu, Zaldy berharap ada pengurangan jumlah kendaraan pribadi di sana. "Fungsi utama JORR adalah sebagai jalur utama logistik agar truk tidak melintas di dalam kota Jakarta, kita malah mengharapkan tarif golongan I untuk mobil pribadi seharusnya lebih mahal dari golongan IV," ujar Zaldy.
Simak: Kementerian PUPR Tunda Kenaikan Tarif di Tol JORR
Menurut Zaldy, JORR saat ini sudah terlampau macet dan tidak sesuai dengan fungsi utamanya sebagai jalur logistik. Sebab, saat ini jalan bebas hambatan itu malah dipadati oleh kendaraan pribadi.
Serupa dengan Zaldy, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truck Indonesia (Apterindo) Gemilang Tarigan berharap dengan adanya penambahan tarif tol bagi kendaraan pribadi dapat mengurangi jumlah mobil di JORR. Sehingga, lalu lintas di sana menjadi lebih lancar ketimbang saat ini.
Simak: PUPR Integrasikan Pembayaran Tarif 4 Ruas Tol
"itu yang kami tunggu-tunggu saat ini, kelancaran tol," ujar Tarigan. Ia memperhitungkan pengenaan tarif Rp 15 ribu untuk kendaraan pribadi yang masuk ke JORR akan membuat pengemudi jarak dekat lebih memilih jalan arteri yang tidak dikenakan biaya. "Tol Becakayu saja yang tarifnya Rp 14 ribu minim dimasuki kendaraan pribadi, kami berharap seperti itu," kata Tarigan.
Sebelumnya, penerapan integrasi jalan tol resmi ditunda untuk kedua kalinya pada 20 Juni 2018 karena diklaim masih minim sosialisasi. Rencana efisiensi pembayaran tarif tol ternyata kadung dianggap masyarakat sebagai kenaikan tarif tol semata.
Simak: Tol Becakayu Segera Terhubung dengan Tol JORR
Efisiensi pembayaran ini telah disampaikan PUPR melalui daftar tarif baru bagi pengguna jalan tol. Perincian tarif Jalan Tol JORR pasca-integrasi adalah kendaraan golongan 1 Rp 15 ribu. Lalu kendaraan golongan 2 dan 3 Rp 22.500. Terakhir, golongan 4 dan 5 sebesar Rp 30 ribu.
Direktur Jenderal Bina Marga PUPR Arie Setiadi Moerwanto menuturkan keberadaan jalan tol seharusnya diperuntukkan bagi pengguna jarak jauh dan angkutan logistik. Pengguna jarak dekat bisa melintas di jalan arteri yang akan terus ditingkatkan kualitasnya.
Selain itu, kata Arie, integrasi Jalan Tol JORR tidak dilakukan untuk menggenjot pendapatan pengelola jalan tol atau Badan Urusan Jalan Tol (BUJT). Terlebih, pendapatan dari BUJT tetap rutin dilaporkan kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebagai transparansi bagi masyarakat. "Integrasi ini untuk meningkatkan pelayanan pengguna jalan," ujarnya.
CAESAR AKBAR | FAJAR PEBRIANTO