TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memimpin sidang pertemuan tahunan ke-39 tingkat menteri dari The OPEC Fund for International Development (OFID) pada 20-21 Juni 2018 di Vienna, Austria. Sri Mulyani mengatakan OFID merupakan lembaga keuangan yang dibentuk oleh negara-negara anggota OPEC dengan asset sebesar USD 7,3 milyar.
"Lembaga ini banyak memberikan bantuan pinjaman dan penyertaan dalam rangka memerangi kemiskinan dan pencapaian tujuan pembangunan ke negara-negara partner OFID hingga mencapai 5,1 miliar," kata Sri Mulyani dikutip seperti dalam akun instragramnya pada Jumat, 22 Juni 2018.
Simak: Dinobatkan Jadi Menteri Terbaik, Ini Rekam Jejak Sri Mulyani
Menurut Sri Mulyani, OFID juga memberikan hibah sebesar USD 22.2 juta untuk negara-negara seperti Palestina, Yemen, Afghanistan, Afrika Barat, Ekuador yang mengalami krisis kemanusiaan akibat konflik, atau bencana alam maupun epidemi Ebola.
Meski Indonesia tak lagi menjadi anggota OPEC, kata Sri Mulyani, namun Indonesia tetap menjadi anggota OFID yang mengelola dana pembangunan OPEC bagi negara berkembang. Sri Mulyani juga mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut dirinya membahas mengenai laporan kegiatan tahunan dan laporan keuangan OFID. Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga memberi penghargaan kepada Lembaga Bantuan Masyarakat BRAC yang membantu pengungsi Rohingya, dan pemilihan Direktur Jendral OFID baru yang dimenangkan kandidat dari Saudi Arabia.
Baca: Sri Mulyani: Mengelola Keluarga Lebih Sulit dari Keuangan Negara
"Selama di Vienna tim Kemenkeu juga melakukan pertemuan dengan investors surat berharga pemerintah untuk memberikan update perekonomian dan kebijakan fiskal APBN 2018," kata Sri Mulyani.
Sebelum itu, pada 19 Juni 2018, Sri Mulyani telah terlebih dahulu pergi ke London, United Kingdom untuk menghadiri Bloomberg Executive Roundtable dengan Senior Emerging Investors. Pertemuan itu dilakukan untuk memberikan update perkembangan ekonomi Indonesia dan kebijakan ekonomi pemerintah bersama Deputy Senior Bank Indonesia dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang sangat dinamis.
Baca: Sri Mulyani: Urbanisasi Berdampak Positif Bagi Ekonomi
Dalam kunjunganya ke London, Sri Mulyani bercerita bahwa dirinya juga melakukan wawancara dengan Bloomberg Live TV di kantor pusat Bloomberg Eropa. Dalam wawancara tersebut ia menjawab pertanyaan mengenai perkembangan “perang dagang” antara Amerika Serikat dan RRT dan pengaruhnya terhadap perekonomian dunia, Asia, ASEAN dan Indonesia.
Tak hanya itu, Sri Mulyani juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Inggris HE Chancellor the Exchequer, The Rt. Hon. Phillip Hammond MP. Pertemuan Sri Mulyani dengan Phillip Hammod tersebut untuk membahas hubungan bilateral Inggris dengan Indonesia terutama menyangkut kerjasama Invetasi, keuangan dan pembiayaan infrastruktur.