TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada memperkirakan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada hari ini masih dirundung pelemahan. Menurut dia, kepanikan berlebihan dari pelaku pasar membuat peluang kenaikan menjadi lebih kecil.
"Apalagi kondisi dari bursa saham global kembali melemah sehingga dikhawatirkan dapat berimbas pada IHSG," kata Reza seperti dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 22 Juni 2018.
Baca: IHSG Ditutup ke Zona Merah, Dana Asing Rp 833 Miliar Keluar
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG tercatat ditutup pada level 5.822,3 atau turun sebanyak 1,05 persen. Meskipun demikian, penurunan tersebut tercatat lebih baik dibandingkan pelemahan sebelumnya yang turun 1,83 persen. Dalam perdagangan sebelumnya, IHSG juga mencatat asing menjual sahamnya (nett sell) sebesar Rp 833,79 miliar.
Pelemahan itu terjadi akibat adanya sentimen negatif global berupa ancaman perang dagang antara AS dan Cina. Selain itu, rencana Bank Indonesia untuk mengikuti langkah The Fed guna menaikkan tingkat suku bunga acuan juga mendorong pasar untuk menjual sahamnya.
Baca: IHSG Ditutup Melemah Usai Libur Panjang Lebaran
Oleh karena itu Reza memperkirakan IHSG akan berada di kisaran support 5.808-5.816. Sedangkan target resisten berada pada rentang 5.832-5.841.
Vice President Department Research Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya memprediksi perdagangan IHSG hari ini masih akan terkonsolidasi secara wajar. Selain itu, capital outflow juga diperkirakan masih akan terjadi meskipun dalam rentang wajar pula. "Namun, peluang kembalinya arus dana asing masih kita harapkan untuk kembali mendorong kenaikan IHSG," katanya.
William memperkirakan dalam perdagangan kali ini, IHSG akan bergerak pada rentang 5.821- 6.002. Menurut dia, beberapa saham yang layak dicermati para perdagangan hari ini adalah KLBF, MYOR, UNVR, ICBP, INDF, TLKM, BBNI, HMSP, BBCA.