TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan runway atau landasan pacu ketiga di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, bisa mulai beroperasi Juli 2109. Dengan tambahan runway baru ini, pergerakan pesawat diproyeksikan akan meningkat. Jika saat ini 81 pergerakan per jam, maka tahun depan ditargetkan naik menjadi 120 pergerakan per jam.
"Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar di Indonesia perlu menambah runway guna mengakomodir bertambahnya jumlah penumpang dan pergerakan pesawat”, kata Jokowi dalam keterangan di Jakarta, Kamis, 21 Juni 2018.
Baca: Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Terus Bangun Bandara Baru
Jokowi mengatakan pembangunan runway tambahan dilakukan demi mengantisipasi lonjakan penumpang pesawat ke depan. Saat ini, jumlah penumpang berada di angka 63 juta per tahun. Tapi pada 2021 nanti, jumlah itu diprediksi akan melonjak hingga mencapai 100 juta penumpang.
Runway ketiga ini dibangun dengan dana investasi mencapai Rp 2 triliun dengan luas lahan mencapai 216 hektare. Tapi, hanya 42,85 hektare tanah yang berada di bawah penguasaan PT Angkasa Pura II (persero) yang ditunjuk untuk sebagai pelaksana pembangunan. Sehingga, sisa tanah seluas 173,15 hektare yang berada di wilayah kota Tangerang akan dibebaskan secara bertahap.
Baca: Jokowi: Terminal 4 Bandara Soetta Antisipasi Lonjakan Penumpang
Untuk pembebasan lahan, Angkasa Pura II telah menerima suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 4 triliun. Dari data April 2018 lalu, PT Angkasa Pura II menyatakan total tanah yang telah berhasil dikuasai mencapai 115 hektare. Sisa 101 hektare ditargetkan rampung September 2018.
Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan keberadaan runway ketiga di bandara ini juga akan memperlancar lalu lintas penerbangan. Dampaknya, jumlah penerbangan ke Indonesia otomatis akan terkerek. "Ini tentu akan berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian dan pariwisata Indonesia karena rute-rute penerbangan baru akan semakin terbuka," ujar Awaluddin.