TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan
investor domestik belum bisa menimbangi aksi jual investor asing dalam Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG). Hal tersebut, kata Bhima, karena secara transaksi investor asing mendominasi.
"Secara volume memang investor domestik cukup banyak, tapi secara nilai transaksi dominan investor asing. Jadi so far belum bisa mengimbangi aksi jual investor asing," kata Bhima saat dihubungi Kamis, 21 Juni 2018.
Bhima mengatakan saat ini pasar menganggap IHSG overvalue atau harga yang tinggi. Menurut Bhima, hal tersebut dapat membuat IHSG masih rentan koreksi atau melemah.
"Rentan koreksi bisa terus terjadi hingga akhir Juni," kata Bhima.
Menurut Bhima, pelaku pasar berharap ada sentimen positif, misalnya dari defisit neraca perdagangan Mei yang turun, inflasi rendah Juni dan penjualan ritel yang bisa lebih tinggi. Bhima menilai kalau sinyal fundamental ekonomi bagus, harapannya aksi jual asing bisa ditahan.
Sebelumnya, pada perdagangan usai libur lebaran Rabu, 20 Juni 2018, IHSG ditutup melemah ke level 5.884,03. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 1,83 persen atau melemah 109,58 dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Tercatat pada awal pembukaan, bursa saham langsung memerah berada pada level 5.941,79. Hal tersebut menunjukkan pelemahan IHSG jika dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya, 8 Juni 2018, IHSG ditutup pada 5.993,63.
Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi IHSG mengalami rebound pada perdagangan hari ini, Kamis, 21 Juni 2018. Menurut dia, hal ini didasarkan atas analisa teknikal berdasarkan indikator yang ada.
Misalnya, kata Nafan, berdasarkan indikator MACD, terlihat bergerak ke atas menuju ke area positif. "Adapun RSI sudah menunjukkan oversold atau jenuh jual, sehingga indeks berpeluang mengalami technical rebound," kata Nafan.
HENDARTYO HANGGI | DIAZ PRASONGKO