TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah pada perdagangan sesi pertama. IHSG sudah terlihat melemah sejak awal pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI mencatat IHSG pada sesi pertama ditutup di angka 5.842,15. Hal tersebut menunjukkan pelemahan 2,53 persen atau 151,47 poin.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG berada di 5.941,79. Hal tersebut menunjukkan pelemahan IHSG jika dibanding pada penutupan perdagangan sebelumnya. Pada 8 Juni 2018, IHSG ditutup di 5.993,63.
Simak: Dirut BEI: Program Startup Perlu Dikapitalisasi
Sepanjang perdagangan sesi pertama, BEI mencatat angka IHSG tertinggi berada di 5.947,78, sementara nilai terendahnya 5.834,13.
Terdapat 103 emiten mengalami penguatan, 293 emiten melemah, dan 83 emiten stabil. Ada 4.967 miliar volume saham yang diperjualbelikan dengan frekuensi 303,986 kali.
Perdagangan saham sesi pertama di BEI dibuka pukul 09.00 hingga 12.00 pada Senin hingga Kamis. Sedangkan pada Jumat, perdagangan sesi pertama dibuka pukul 09.00 hingga 11.30.
Simak: BEI Raih Rekor Baru, IHSG Naik 193,36 Persen
Sebelumnya, pemerintah menerapkan cuti bersama. Cuti bersama Lebaran 2018 merupakan hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2018. Masa cuti bersama pada 11-14 Juni dan 18-20 Juni 2018. Perdagangan saham di BEI terakhir dibuka pada 8 Juni sebelum libur dimulai.
Analis saham PT Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, memperkirakan IHSG hari ini mengalami rebound atau mencatat pertumbuhan positif, besok, Rabu, 20 Juni 2018.
Baca: IHSG Bergerak di Zona Merah, 118 Saham Melemah
"Prediksinya IHSG sudah mulai rebound, tinggal nanti dilihat formulanya seperti apa," kata Nafan saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 19 Juni 2018.
Menurut Nafan, potensi rebound IHSG bisa terjadi karena kondisi pasar domestik sudah mulai dan perekonomian yang mulai stabil. Ia mengakui memang ada kekhawatiran mengenai terjadinya arus modal keluar akibat kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed. "Tapi kan kinerja indeks dipengaruhi banyak faktor, termasuk pilkada (pemilihan kepala daerah) juga," ujarnya.
HENDARTYO HANGGI | FAJAR PEBRIANTO