TEMPO.CO, Jakarta - Masa libur Lebaran 2018 menjadi berkah terdendiri bagi pelaku bisnis perhotelan, salah satunya di Kota Semarang, Jawa Tengah. Jumlah pengunjung atau tingkat okupansi sejumlah hotel di Semarang meningkat tajam hingga mencapai 90 persen.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Julia S.K.B. menyebutkan tingginya tingkat hunian atau okupansi terjadi hampir di seluruh hotel di Kota Semarang. Tak hanya hotel yang berada di ring 1 atau berdekatan dengan pusat keramaian, seperti Simpang Lima Semarang, tapi juga yang berada di ring 2 atau pinggiran kota.
Baca juga: Libur Lebaran 2018, Pengusaha Hotel di Bandung Panen Rezeki
“Rata-rata hotel di Semarang mengalami tingkat okupansi yang bagus. Bahkan, kemarin ada salah satu hotel yang tingkat okupansinya mencapai 100 persen,” tutur Julia, Selasa, 19 Juni 2018.
Julia menyebutkan, banjir pengunjung hotel di Semarang rata-rata terjadi pada H+1 Lebaran atau pada Sabtu,16 Juni 2018. Mayoritas pengunjung merupakan pemudik yang tengah melakukan perjalanan ke tempat asal.
Baca juga: Libur Lebaran 2018, Hotel di Bojonegoro Sepi Pengunjung
“Mereka menjadikan Kota Semarang sebagai tempat transit. Sambil melepas penat, mereka menginap di hotel selama satu malam. Itu yang menjadikan tingkat okupansi hotel di Semarang menjadi tinggi dibanding tahun lalu yang hanya berkisar di angka 70-78 persen,” tuturnya.
Julia menyebutkan tingginya tingkat okupansi hotel di Kota Semarang tak terlepas dari dibukanya jalur Tol Trans Jawa. Pemudik yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya bisa menggunakan jalan tol secara keseluruhan, meski beberapa di antaranya masih bersifat fungsional.
“Jalur tol yang dibuka ini membuat arus mudik Lebaran 2018 jadi lancar. Rata-rata pemudik berhenti sejenak atau melakukan transit di Semarang. Hal itu berimbas dengan tingginya tingkat hunian hotel,” ungkap Julia.