TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Darmin Nasution mengatakan momen lebaran 2018 memberi andil terhadap naiknya angka impor Indonesia. Impor yang dilakukan pada momen itu kebanyakan adalah barang konsumsi dan rumah tangga.
"Menjelang lebaran itu menaikkan impor lho walaupun tidak banyak benar," ujar Darmin di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Sabtu, 16 Juni 2018.
BACA: Lebaran 2018, Menko Darmin Bersyukur Harga Pangan Tak Begitu Melonjak
Impor itu memberikan andil terhadap defisitnya neraca perdagangan Indonesia 2-3 bulan terakhir. Selain karena angka impor yang naik, neraca perdagangan menjadi negatif lantaran ekspornya melambat.
"Ekspor kita hanya naik 8-9 persen kemarin year to date, sementara impornya 21 persen," ujar Darmin. Dengan demikian, ekspor Indonesia melambat, sementara impornya makin cepat.
BACA: Lebaran 2018, Airnav Indonesia: 71 Laporan tentang Balon Udara
Salah satu komoditas yang mengalami pelambatan ekspor adalah kelapa sawit. Hal tersebut salah satunya dipicu oleh tingginya bea masuk minyak sawit Indonesia ke India.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo telah berdiskusi dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Ia membicarakan soal tingginya bea masuk tersebut. "Mudah-mudahan agak turun dan neraca perdagangan bisa mengarah ke positif," kata Darmin.
Langkah lain yang diambil pemerintah untuk mendorong naiknya angka ekspor Indonesia adalah dengan mencari pasar-pasar baru. Dengan demikian, Darmin berharap pada akhir tahun neraca perdagangan Indonesia bisa kembali positif. "Kami akan fight betul," ujar Darmin.
Baca berita tentang Lebaran 2018 lainnya di Tempo.co.