TEMPO.CO, Jakarta - General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) M. Ikhsan Asa’ad memastikan pasokan listrik untuk Asian Games 2018 berjalan lancar. Sebab, menurut Ikhsan dari 31 venue yang berpusat di GBK dan Wisma Atlet, setiap venuenya sudah disiapkan pasokan listrik minimal dari dua subsistem.
Bahkan, Ikhsan menuturkan khusus untuk GBK sendiri listrik akan dipasok dari 5 subsistem. “Jadi sangat handal sekali,” kata Ikhsan dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 16 Juni 2018.
Baca Juga:
BACA: PLN NTB Aliri Listrik Pulau Wisata Gili Gede, Ini Hadiah Lebaran
Rinciannya, kata Ikhsan, terdiri dari tiga subsistem utama yang berasal dari subsistem Muara Karang, Bekasi-Priok dan Kembangan. “Sementara dua lainnya berasal dari subsistem lain untuk memperkuat pasokan di GBK” ucap dia.
Ikhsan menjelaskan PLN Disjaya juga telah menyiapkan mempersiapkan suplai cadangan pasokan listrik dengan pemasangan (uninterruptible power supply) UPS dan genset. PLN Disjaya akan menyediakan 51 buah UPS dengan kapasitas total 6.290 kVA.
BACA: Lebaran 2018, PLN Beri Diskon Biaya Tambah Daya Listrik
Menurut Ikhsan GBK akan diback-up dengan UPS kapasitas 4 x 500 kVA untuk lampu-lampu arena pertandingan. “Sehingga kalaupun terjadi gangguan itu tidak akan terjadi masalah disana. Kami khawatir terjadi kedip dan itu bisa lampu arenanya padam," ujar Ikhsan.
Sementara untuk genset PLN akan menyiapkan 22 genset dengan kapasitas total 24.800 kVA. Genset tersebut nantiya akan dipasang di GBK dan venue yang sebelumnya belum dipasang genset.
BACA: Libur Panjang Lebaran 2018, Pendapatan PLN Menurun Rp 10 T
Ikhsan juga memprediksi selama gelaran Asian Games 2018 berlangsung akan terjadi peningkatan konsumsi listrik di DKI Jakarta sebesar 10 persen atau naik sekitar 500 megawatt. “Saat ini beban puncak Jakarta 5.000 MW, nanti akan menjadi sekitar 5.500 MW,” ucap dia.
Ia memastikan cadangan pasokan listrik masih sangat cukup untuk kenaikan beban puncak selama berlangsungnya Asian Games 2018 di wilayah DKI Jakarta. Ikhsan mengatakan pasokan listrik di DKI Jakarta yang berasal dari sistem Jawa-Bali masih memiliki cadangan sebesar 8.000 MW atau 32 persen dari total pasokan listrik di sistem Jawa-Bali.