TEMPO.CO, Jakarta -Indeks harga saham gabungan diproyeksikan tidak terkoreksi terlalu dalam pasca libur Lebaran 2018, meski Bank Sentral Amerika Serikat kembali mengerek suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 2%.
Berdasarkan data Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 119,53 poin atau 0,47% ke level 25.201,2, pada sesi penutupan perdagangan, Rabu (13/6/2018). Koreksi juga terjadi untuk Indeks S & P 500 yang tergerus 11,22 poin atau 0,40% menjadi 2.775,63.
Baca:Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Naik Lagi Jadi 4,75 Persen
Adapun, Indeks Nasdaq Composite naik turun 8,10 poin atau 0,11% ke level 7.695,70.
Frankie Wijoyo Prasetio, Head of Equity Trading Phintraco Sekuritas Medan menilai keputusan The Federal Reserve (The Fed) untuk kembali mengerek suku bunga acuan tidak akan begitu berdampak besar terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Pasalnya, para pelaku pasar telah mengekspektasikan adanya kenaikan Fed Rate
Dia menjelaskan bahwa valuasi saham-saham di pasar modal Indonesai saat ini memiliki valuasi yang terbilang murah. Apalagi, telah terjadi sell-off pada Mei 2018.
“Dengan laba perusahaan yang umumnya terus mencetak pertumbuhan dan dividen yield yang malah semakin tinggi saya kira IHSG akan baik-baik saja seusai liburan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis, 14 Juni 2018.
Baca berita tentang suku bunga lainnya di Tempo.co.