TEMPO.CO, Tangerang - Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyatakan telah mempersiapkan 15 bandara di bawah naungan perusahaannya untuk menghadapi lonjakan penumpang pesawat pada arus balik Lebaran 2018.
Awaluddin memperkirakan jumlah penumpang pada arus balik Lebaran 2018 akan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, juga lebih tinggi dari arus mudik. Pasalnya, hari lebaran, menurut Awaluddin, diikuti arus liburan sekolah. Karena itu, dia memperkirakan dua arus penumpang itu akan kembali ke kota asal pada waktu yang berbarengan.
BACA JUGA: Lebih dari 100 Ribu Mobil Tinggalkan Jakarta untuk Mudik
"Kami memperkirakan sekitar tanggal 19-20 Juni 2018 akan terjadi pergerakan yang cukup tinggi untuk arus balik," kata Awaluddin di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu, 13 Juni 2018.
Pergerakan penumpang arus balik, kata Awaluddin, berbeda dengan pola pergerakan penumpang pada masa mudik. Lonjakan penumpang mudik cenderung terdistribusi merata lantaran panjangnya hari libur sebelum lebaran. "Tidak ada lonjakan atau spike yang terlalu signifikan pada H-3 atau H-2 yang biasanya selalu terjadi. Kalau kita lihat tahun ini, hampir merata," ujar Awaluddin.
BACA JUGA: Kisah Mudik dengan Bajaj yang Unik dan Menarik
Hingga kemarin malam misalnya, di seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura II tercatat pergerakan penumpang sekitar 2,06 juta orang dan pergerakan pesawat hampir 14,5 ribu lepas landas dan mendarat.
"Kami melihat bahwa pergerakan pesawat tumbuh kurang lebih 4,5 persen dan pergerakan penumpang naik 9 persen dibandingkan periode yang sama dalam arus mudik tahun lalu," kata Awaluddin.
BACA JUGA: Puncak Arus Mudik, Tol Cikampek Padat Merayap
Untuk mengantisipasi pertumbuhan penumpang di arus balik, Awaluddin mengatakan bandara telah mempersiapkan tambahan sumber daya manusia dan perpanjangan operasi. Apalagi, pada masa mudik dan arus balik ini, Awaluddin mencatat Kemenhub telah menyetujui adanya 1.609 penerbangan tambahan melalui bandara di Angkasa Pura II. "Sebanyak 1609 extra flight itu setara dengan 300 ribu seat capacity, kemampuan maskapai untuk mobilisasi produksi juga harus disiapkan oleh bandara," ujar Awaluddin.
Sementara itu, peneliti dari Institut Studi Transportasi Deddy Herlambang mengatakan walau waktu balik hanya sekitar tiga hari, atau lebih pendek ketimbang masa mudik, hal itu tidak akan menimbulkan masalah. "Pengalaman dari lebaran tahun-tahun sebelumnya tidak bermasalah karena masih ada liburan anak-anak sekolah dan yang bekerja bisa mengajukan cuti tambahan," kata Deddy.
BACA JUGA: Ayo Mudik Bergowes dengan Sepeda, dari Jakarta Hingga Ciamis