Jakarta - Layanan perbankan menjadi pilihan utama masyarakat untuk membayar zakat pada Ramadan 2018. Hal tersebut tercermin dari data Badan Amil Zakat Nasional yang mencatat 77 persen pembayaran zakat tahun ini masuk melalui kanal tersebut.
"Sebanyak 77 persen melalui layanan bank, seperti ATM, transfer tunai, SMS banking, hingga mobile banking. Pokoknya semua layanan bank," ujar Deputi Baznas Arifin Purwakananta kepada Tempo, Rabu, 13 Juni 2018.
Baca juga: Target Zakat Rp 84 Miliar, Dompet Dhuafa Baru Himpun 70 Persen
Selain layanan perbankan, layanan digital juga menjadi pilihan bagi para muzaki untuk membayar zakat. Arifin mengatakan ada peningkatan tajam pada pengguna layanan digital dalam dua tahun terakhir.
Pada 2016, muzaki Baznas yang menggunakan layanan digital masih sebesar 1 persen. Angka itu melonjak pada 2017 menjadi 12 persen. "Tahun ini bisa mencapai 18 persen. Artinya, peningkatannya tajam," ujar Arifin.
Simak pula: Kewirausahaan Sosial ala Dompet Dhuafa, Kelola Dana Rp 130 Miliar
Meski demikian, masih ada sebanyak 5 persen muzaki yang membayar zakat secara tunai melalui counter-counter fisik Baznas, yang tersebar di sejumlah pusat perbelanjaan dan kantor baznas.
"Counter fisik pun sangat efektif, hampir seratus persen mencapai target," kata Arifin. "Artinya, walaupun digital itu naik, masih ada pembayar yang menggunakan mode tradisional, yaitu datang ke counter membawa uang, salaman dan lainnya."
Lihat juga: Bayar Zakat Rp50 juta, Jokowi: Menjalankan Keindahan Islam
Hingga hari ini, dana zakat yang telah dihimpun Baznas Pusat adalah sebesar Rp 51 miliar dari target Rp 57 miliar selama Ramadan.
Senada dengan Baznas, Dompet Dhuafa mencatat perbankan sebagai kanal yang paling diminati pembayar zakat. Direktur Mobilisasi Zakat, Infaq, Sodaqoh Dompet Dhuafa Bambang Suherman mengatakan penyerapan zakat melalui perbankan tercatat sekitar 60 persen. Penghimpunan dana melalui kanal digital dan aplikasi tercatat 10 persen, dan sisanya melalui pembayaran tunai di counter.
"Pola transaksi masyarakat terhadap lembaga zakat belum bergeser ke digital, melainkan menggunakan metode lama," kata Bambang.
Sebanyak 80 counter fisik Dompet Dhuafa pun, ujar dia, kini telah bertambah fungsi, dari kanal pembayaran menjadi pembayaran dan konsultasi. "Sekarang orang ke counter bukan cuma bayar, tapi bisa ngobrol dan diskusi. Itu efektif memperkuat pengetahuan publik soal zakat."