TEMPO.CO, Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pusat mencatat kenaikan penghimpunan zakat yang mereka terima sebesar 40 persen pada Ramadan tahun ini. Adapun target penghimpunan zakat hingga akhir Ramadan adalah Rp 56 miliar.
Sampai saat ini, dana yang telah dihimpun Baznas Pusat adalah Rp 51 miliar. "Targetnya sehari bisa Rp 2,5-3 miliar, tahun lalu malam takbiran dapat Rp 3 miliar. Mudah-mudahan tahun ini bisa meningkat," ucap Deputi Baznas Arifin Purwakananta pada Tempo pada Rabu 13 Juni 2018. Ia menyebut biasanya puncak pembayaran zakat adalah pada enam hari terakhir Ramadan.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Sidak Arus Mudik di Bogor
Sementara untuk tingkat nasional, Arifin mengatakan target yang dipatok adalah Rp 3 triliun. Dana sebesar itu diharapkan dihimpun dari 500 kantor lembaga, mulai dari Baznas Pusat, Baznas Provinsi, Baznas Kabupaten-Kota, dan lembaga amil zakat lain yang terdaftar.
Arifin yakin target pengumpulan zakat pada Ramadan ini, bakal tercapai. Dengan pencapaian target itu, dia optimistis target pengumpulan total zakat sampai akhir tahun ini sebesar Rp 8 triliun bisa tercapai. "Kami akan terus berdakwah agar semakin banyak yang berzakat. Kami berharap, makin lama makin besar,“ kata Arifin. Potensi dana zakat seluruh Indonesia, kata dia, bisa mencapai Rp 217 triliun.
BACA JUGA: Hati-hati, Ini Prediksi Jadwal Puncak Arus Mudik
Mengenai penyaluran zakat, Arifin memastikan sudah ada beberapa program yang disiapkan Baznas. Lembaga ini menyalurkan bantuan pada saat masa pembayaran biaya sekolah untuk para pelajar, maupun masa tanam untuk para petani. "Kami bukan lembaga penyaluran uang, tapi kami berpikir bagaimana dana yang terbatas bisa menanggulangi kemiskinan,"kata Arifin.
Secara garis besar program Baznas adalah program sosial meliputi pendidikan, kesehatan, kebencanaan, dan kedaruratan. Program ekonomi, seperti pemberian modal, penguatan UKMK, peternakan, pertanian, hingga pemberdayaan nelayan juga ada. Selain itu, ada pula program pengembangan Z-Mart, yaitu jaringan pasar untuk mendorong ekonomi pasar. Terakhir, adalah program dakwah dan advokasi.
BACA JUGA: Ini Kenapa Menurut Jusuf Kalla, Islam Indonesia Tak Banyak Konflik