Jakarta- Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono, mengatakan para penerbang dari TNI Angkatan Udara akan mengikuti pelatihan di Garuda. "Training pilot TNI AU akan dilangsungkan usai lebaran," ujar dia kepada Tempo, Senin, 11 Juni 2018.
Direktur Operasional Garuda Triyanto Moeharsono menjelaskan ada tujuh orang tentara yang akan mengikuti pelatihan. Namun, pelatihan tersebut tidak ada kaitannya dengan aksi mogok kerja, yang sebelumnya direncanakan karyawan dan pilot Garuda.
Baca juga: Dirut Garuda: Bantuan Pilot Militer Pilihan Terakhir
Menurut Triyanto, kerja sama antara Garuda dan TNI AU sudah ada sejak lama. Dia mengatakan adanya kekurangan kapten di Garuda, namun pelatihan tersebut bukan diperuntukkan untuk itu.
Saat ini, kata Triyanto, Garuda memiliki 1.300 pilot. Angka tersebut sudah termasuk pilot senior yang usianya di atas 60 tahun. Garuda sendiri, masih membutuhkan tambahan 80 kapten penerbangan. "Untuk upper pilot ada sekitar 63 orang," tutur dia.
Simak pula: Urus Masalah Garuda Indonesia, Luhut: Saya Tidak Kurang Kerjaan
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansury mengatakan penempatan pilot dari TNI AU merupakan pilihan terahir. Dia menjelaskan akan meningkatkan keterampilan di internal pilot Garuda.
"Prioritas kami adalah kecukupan penerbang dengan cara recruiting dan upgrading, sehingga bisa ada tambahan kapten, FO (flight officer), dan internal," ujar Pahala di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.
Lihat juga: Luhut: Pilot Garuda dan Manajemen Tak Dilibatkan di Satgas
Pahala menjelaskan memang ada kerja sama bantuan dari TNI AU untuk memenuhi kebutuhan pilot. Namun, pilot militer tersebut masih harus melalui beberapa tahapan dari Garuda untuk mendapatkan lisensi.
Pemberian lisensi, kata Pahala, bukan perkara yang cepat. Sehingga, dia memprioritaskan meningkatkan kualitas pilot sipil PT Garuda, untuk menangani penerbangan dengan frekuensi yang padat, seperti libur Idul Fitri kali ini.
Pahala juga membantah keterlibatan TNI AU dalam penyediaan pilot berkaitan dengan aksi mogok pilot dan karyawan Garuda. "Kami tentu melihat opsi-opsi bagaimana meningkatkan Garuda, yang paling penting bagaimana kita menambah kapten," tutur dia.
Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Marsekal Pertama Novyan Samyoga mengatakan TNI AU dan Garuda ada kerja sama dalam penugasan pilot. Namun sifatnya untuk pilot TNI AU yang kekurangan jam terbang dan hanya pilot pesawat B-737.
Samyoga mengatakan jika pilot Garuda Indonesia mogok, TNI AU tidak bisa langsung mengerahkan pilot mereka."Lagian memang berbeda, pesawat Garuda dengan pesawat tempur," kata Samyoga saat dihubungi, Sabtu, 9 Juni 2018.