Jakarta - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendardi mengakui harga sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti daging ayam di pasaran masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Persoalan ini dinilai terjadi karena ulah pedagang di pasar, bukan ulah produsen atau gangguan distribusi.
"Karena di produsen enggak ada masalah, jadi itu ulah para pedagang di pasar, padahal kami sudah terus mengingatkan mereka," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendardi dalam jumpa pers di Toko Tani Indonesia Center di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin, 11 Juni 2018.
Baca juga: Harga Daging Ayam Terus Naik, Bulog: Diduga Masih Ada Penimbunan
Salah satu contoh bahan kebutuhan pokok yaitu daging ayam. Pemerintah telah menetapkan sekitar Rp 32 ribu. Akan tetapi pada kenyataannya, masih banyak yang menjual hingga Rp 36 ribu. "Tapi sekarang sudah mulai turun," ujar Agung.
Pada 4 Juni 2018, Badan Pusat Statistik menyatakan angka inflasi pada Mei 2018 mencapai 0,21 persen secara bulanan (month to month) atau 3,23 persen secara tahunan (year on year). Meski angkanya masih terkendali, Inflasi ini dipengaruhi oleh naiknya harga daging ayam dan busana naik selama bulan puasa Ramadan.
Simak: Harga Daging Ayam dan Telur Mahal, Kemendag Panggil Peternak
Agung mengatakan, patokan harga ayam sebenarnya bisa dilihat dari dua daerah yaitu Riau dan Nusa Tenggara Timur karena menjadi titik paling rawan. Kalau keduanya bisa mengendalikan harga, maka daerah lain pun otomatis bisa melakukan hal yang sama.
Tapi data yang tercantum dalam Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional menunjukkan kondisi berbeda. Untuk Nusa Tenggara Timur, misalkan, daging ayam dijual di harga Rp 44,950 per kilogram. Pengendalian harga terjadi di Riau dengan Rp 25.250 per kilogram.
Lihat: Kota Bandung Gandeng Swasta Sediakan Daging Ayam Beku
Selain terus mengingatkan pedagang pasar, Badan Ketahanan Pangan mengendalikan harga dengan membuka pasar murah di seluruh Toko Tani Indonesia. Saat ini, kata dia, 3.000 lebih Toko Tani di seluruh Indonesia akan menjual bahan kebutuhan pokok di bawah HET karena langsung dijual gabungan kelompok tani. "Jadi ketika orang belanja ke sini, pedagang pasar pun jadi mikir buat naikin harga," ujar Agung.
Tempo mencoba mengkonfirmasi kepada Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Muhammad Maulana, soal pernyataan Agung soal harga daging ayam naik akibat ulah pedagang. Tapi hingga berita ini diturunkan, Maulana belum merespons panggilan telepon dari Tempo. Pesan singkat yang dikirimkan via WhatsApp juga hanya dibaca saja.