TEMPO.CO, Bogor - Bank Tabungan Negara (BTN) belum berencana untuk menaikkan suku bunga kredit sampai saat ini. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan pihaknya masih terus memantau kondisi likuiditas dana di pasar.
"Kenapa kami ingin agak longgar, karena Bank Indonesia juga memberikan kelonggaran likuiditas secara bersamaan saat menaikkan suku bunga acuan," kata Maryono saat ditemui di sela-sela acara peresmian Jalan Tol Bogor Outer Ring Road atau Tol BORR seksi IIB di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis, 7 Juni 2018.
Simak: Bank Berhati-hati Turunkan Suku Bunga Kredit
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) resmi menaikkan lagi BI 7 Days Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan. Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menaikkan sebesar 25 bps. "Kami memutuskan untuk menaikkan BI 7 days reverse repo rate menjadi 4,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu, 30 Mei 2018.
Baca: OJK Minta Perbankan Tak Langsung Naikkan Bunga Kredit
Tak hanya BI, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ikut menaikkan tingkat bunga penjaminan atau LPS rate untuk cadangan rupiah di bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Masing-masing, saat ini berada di level 6 persen dan 8 persen. Tingkat bunga penjaminan ini berlaku sejak 6 Juni 2018 sampai 7 September 2018.
Meski begitu, kata Maryono, tidak tertutup kemungkinan BTN secara tiba-tiba akan ikut menaikkan suku bunga kredit. BTN, menurut dia, masih lagi-lagi masih memantau perkembangan likuiditas sehingga tidak bisa memutuskan bahwa tingkat suku bunga saat ini akan bertahan hingga akhir tahun.
Lihat: Jokowi Minta Bank Segera Turunkan Suku Bunga Kredit dan Deposito
Saat ini, suku bunga dasar kredit BTN untuk kredit perumahan rakyat atau KPR tercatat berada di angka 10,25 persen. Kemudian untuk kredit konsumsi non KPR sebesar 11,5 persen, kredit korporasi 11 persen, dan kredit ritel masing-masing 11,5 persen.
Pertimbangan lain, kata Maryono, yaitu adanya time lag antara suku bunga acuan BI dan bunga dana hingga ke kenaikan suku bunga kredit. Maryono memilih perkiraan time lag yang lebih panjang karena kebijakan pelonggaran likuiditas yang diberikan BI.
Simak: Suku Bunga Kredit Konsumsi Terendah dalam Enam Tahun
Terakhir, BTN beralasan kenaikan suku bunga kredit belum dibutuhkan demi menjaga angka pertumbuhan ekonomi. Terlebih, harga dan daya beli masyarakat pun juga harus ikut dijaga. "Kami ingin menjaga ini," ucap Maryono.