TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan membuka peluang PT Chevron Pacific Indonesia kembali mengelola Blok Rokan. Kontrak PT Chevron Pacific Indonesia di sumur minyak yang ada di Riau itu akan habis pada 2021.
"Ya, nanti kita lihat saja, kalau nanti memang negosiasinya over-nya dari mereka bagus, ya kenapa kita tidak kasih mereka. Saya kira sangat terbuka pada semua," kata Luhut saat buka puasa bersama wartawan di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Rabu, 6 Juni 2018.
Baca juga: Arcandra Belum Terima Permohonan Kontrak Blok Rokan
Luhut telah bertemu dengan Chevron di kantornya, kemarin. Menurut dia, Chevron saat ini sedang memfinalkan negosiasi untuk perpanjangan kontrak mereka dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Kelihatannya sih cukup bagus, dan mereka bisa tekan cost mereka sampai di IDD (proyek Indonesia Deepwater Development) sampai 50 persen, karena kecanggihan dari mereka dan tim dari Indonesia. Mereka kerja sama. Saya pikir bagus sekali untuk Indonesia," kata Luhut.
Simak pula: Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah
Luhut mengatakan, saat ini, di Blok Rokan, Chevron memiliki teknologi baru. Menurut dia, Chevron memiliki teknologi yang bisa membuat cadangan 1 miliar barel. Luhur mengatakan Chevron melihat ini sebagai area yang bagus dan sweet crude.
Pada 14 Juni 2017, pemerintah mengevaluasi pengelolaan Blok Rokan karena kontrak PT Chevron Pacific Indonesia akan habis pada 2021. Belum ada kata pasti dari pemerintah bakal mengambil alir sumur minyak yang ada di Riau itu.
Luhut Pandjaitan kaget saat Chevron datang menemuinya. Menurut dia, Chevron memberikan apresiasi luar biasa kepada pemerintah Jokowi selama mereka mengelola Blok Rokan.