TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Soekarwo sudah menyurati pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, tiga kali terkait dengan pengaktifan kembali jembatan timbang.
”Belum ada jawaban,” ujar Pakdhe Karwo, panggilan akrab Gubernur Jawa Timur itu, di sela pembukaan Jembatan Cincin Widang, Tuban-Babat, Lamongan, Rabu, 6 Juni 2018.
Baca juga: Bojonegoro dan Lamongan Minta Jembatan Timbang Diaktifkan
Tanggapan Soekarwo ini merespons antisipasi rusaknya fasilitas jalan dan jembatan akibat kelebihan tonase kendaraan kategori berat. Seperti truk dan angkutan lain yang tidak bisa dimonitor keberadaannya di lapangan akibat ditutupnya sejumlah jembatan timbang di Jawa Timur.
Dampaknya, di antaranya, ambruknya Jembatan Cincin, Widang, Tuban-Babat, Lamongan, pada 17 April lalu. “Ya, untuk mengukur tonase kendaraan, tentu saja dibutuhkan jembatan timbang,” kata Soekarwo.
Simak pula: Sistem E-Tilang di Jembatan Timbang Berlaku Mulai 25 Februari
Atas kondisi itulah, kata Soekarwo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berharap bisa mengaktifkan kembali jembatan timbang yang tersebar di pelbagai tempat. Sebab, keberadaannya jelas akan banyak membantu sekaligus memonitor kendaraan berat yang lalu-lalang di jalan raya.
Dia mencontohkan Jembatan Cincin, Widang, Tuban-Babat, Lamongan, di mana tonase kendaraan maksimal 40 ton dan yang lewat tidak boleh berjajar, tapi harus beriringan. “Aturan ini tentu harus didukung perangkat lain, seperti jembatan timbang,” katanya.
Lihat juga: E-Tilang di Jembatan Timbang Berlaku Mulai Bulan Depan
Keberadaan Jembatan Cincin, Widang, Tuban-Babat, Lamongan, diimpit oleh tiga jembatan timbang. Dari arah timur, jembatan timbang berada di Kecamatan Deket, Lamongan. Kemudian di sebelah selatan, jembatan timbang berada di Kecamatan Baureno, Bojonegoro, dan di sebelah utara, ada jembatan timbang di Compreng, Tuban. Namun sudah lebih dari satu tahun jembatan timbang ditutup seiring dengan pengalihan aset dari status di Kementerian Perhubungan dengan pemerintah kabupaten/kota. Salah satunya jembatan timbang yang langsung berada di bawah Kementerian Perhubungan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Bojonegoro Iskandar meminta Kementerian Perhubungan menghidupkan lagi jembatan timbang. Upaya ini dilakukan sebagai antisipasi membeludaknya kendaraan berat di jalur Pantai Utara Jawa setelah ambruknya Jembatan Widang, Tuban. “Kita minta dihidupkan lagi,” ucapnya, Selasa, 24 April 2018.
Menurut Iskandar, sejak jembatan timbang ditutup satu tahun, Dinas Perhubungan Bojonegoro kesulitan mengontrol kendaraan besar yang lewat di jalan. Dampaknya, banyak jalan rusak, bahkan, terakhir, Jembatan Widang ambruk.
Pendapat yang sama disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Lamongan Ahmad Farikh. Menurut dia, permintaan menghidupkan kembali jembatan timbang tak hanya disampaikan Lamongan, tapi juga Bojonegoro dan Tuban. “Tiga kabupaten ini ingin jembatan timbang dihidupkan lagi,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 24 April lalu.