TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memiliki kebiasaan saat hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Sri Mulyani bercerita, sejak kecil, dia dibiasakan kumpul keluarga dan sungkeman saat Lebaran di rumah orang tua ibunya di Gombong, Jawa Tengah.
"Karena anaknya ada 16, jadi, pas kami semuanya berurutan, anak, cucu, cicit sungkeman, urutannya panjang banget," kata Sri Mulyani saat ditemui setelah buka puasa bersama wartawan di Kementerian Keuangan, Selasa, 5 Juni 2018.
Baca juga: Lebaran 2018, Sri Mulyani Bawa Baju Koko Wakanda untuk Anak di AS
Bekas dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga bercerita soal menu-menu makanan wajib yang disajikan saat kumpul keluarga. Menurut dia, menu wajib saat dia di Gombong adalah jadah atau uli.
"Kemudian lemper. Lalu, kami makan opor sambal goreng ati buatan mbah saya yang enak banget masaknya. Terus kadang-kadang manggil tukang soto lewat saja," ujar Sri Mulyani.
Simak juga: Sri Mulyani: 83 Persen Dana THR PNS 2018 Sudah Masuk Rekening
Setelah orang tua ibunya meninggal, Sri Mulyani dan keluarga berkumpul saat Lebaran di Semarang, tempat bapaknya.
Ketika berkumpul saat Lebaran, keluarga Sri Mulyani saling bertukar cerita atau yang dia sebut dengan istilah update. "Jadi, setiap keluarga memberikan laporan, tahun ini masuk sekolah mana, ada pacar atau tidak, ada yang mau menikah tidak, siapa yang mencapai lulus sarjana SD, SMP, SMA. Senanglah pokoknya. Tapi kadang-kadang itu juga tidak bagus, karena menimbulkan pressure. Jadi akhirnya, kami hilangkan itu, menjadi lebih how to share, fun," ucapnya.
Baca: Sri Mulyani Optimistis Rasio Pajak 2019 Capai 11,4-11,9 Persen
Sri Mulyani juga menuturkan keluarganya memiliki tradisi membagikan angpau atau amplop Lebaran. Menurut dia, semua angpao dikumpulkan menjadi satu, lalu dibagikan.
"Kami bagi, yang SD sekian, SMP sekian, SMA sekian, mahasiswa sekian, dan yang baru bekerja masih dikasih. Sekarang memberi sedikit, yang penting rela. Lalu, kami bikin game keluarga yang lucu-lucu," kata Sri Mulyani.