TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia menyiapkan pengalihan penerbangan terdampak jika rencana mogok massal Serikat Karyawan Garuda dan Asosiasi Pilot Garuda jadi dilakukan. "Kami alihkan ke Citilink," ujar Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono kepada Tempo, Selasa, 5 Juni 2018.
Hengki mengatakan pengalihan penerbangan ke maskapai Citilink sangat dimungkinkan terjadi mengingat maskapai itu adalah anak perusahaan Garuda Indonesia. Awak Citilink pun dipastikan tidak termasuk dalam rencana mogok kerja ini.
Baca: Pilot dan Karyawan Garuda Bantah Batalkan Rencana Mogok
Menurut Hengki, proses pengambilan dari penerbangan Garuda Indonesia ke Citilink bisa dilakukan jika ada penumpang yang tidak bisa digeser penerbangannya dan waktu terbangnya sama dengan Citilink. "Dan yang pasti, ada kapasitas di Citilink."
Setiap harinya, Garuda Indonesia melayani 600 penerbangan dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Pada peak season Lebaran ini, Garuda Indonesia menambah penerbangan 288. Sedangkan Citilink melakukan 488 penerbangan.
Baca: Ribuan Pilot Garuda Ancam Mogok, AP II Siapkan 5 Skenario
Meski begitu, Hengki yakin para pilot dan karyawan Garuda Indonesia tidak akan melakukan aksi mogok pada peak season Lebaran. "Karena kami sudah mendapatkan kepastian dan komitmen dari Sekarga dan APG yang tidak akan mogok saat Lebaran nanti."
Jadi, kata Hengki, sampai saat ini, tidak ada perubahan jadwal penerbangan akibat masalah mogok tersebut. Apalagi, ucap dia, APG dan Sekarga akan memberikan informasi tujuh hari sebelum melakukan mogok. "Jadi kami bisa mapping penerbangan yang terdampak serta mengoptimalkan personel yang bisa terbang."
Baca: Dirut Garuda Jelaskan Soal Ancaman Mogok Pilot Garuda ke DPR
Pengalihan penerbangan ini, menurut Vice President Corporate of Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano, merupakan salah satu cara mengurai kepadatan dan kepadatan penumpang di Terminal 3 jika mogok terjadi. Apalagi jika mogok kerja menyebabkan banyaknya penerbangan yang dibatalkan atau ditunda.
"Dengan adanya pengalihan penerbangan Garuda, kami bisa membantu mengkoordinasikan dan menginformasikan kepada penumpang," kata Yado. Cara ini pernah dilakukan saat banyak penerbangan dibatalkan dan ditunda ketika Gunung Raung meletus pada 2016.