TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan ada dua penyebab naiknya harga bahan pangan di pasaran. Dia menyebutkan kurangnya stok menjadi salah satu penyebabnya.
"Dan pemberitaan. Tolong berita jangan di-framing harga naik," ujarnya di Ombudsman RI, Senin, 4 Juni 2018.
Baca juga: Menteri Perdagangan: Harga Kebutuhan Pokok Cenderung Turun
Enggar menjelaskan, harga telur dan daging ayam, yang selama ini harganya melambung di pasaran, sudah dalam harga eceran tertinggi (HET). "Gula sudah di bawah HET, telur sudah turun, dan ayam juga," tuturnya.
Sebelumnya, berdasarkan data statistik Kementerian Perdagangan, harga rata-rata ayam ras nasional pada 2017 sebesar Rp 30.178-30.775. Pada awal Ramadan 2018, harga ayam ras naik dibanding tahun lalu. Harga ayam ras pada pertengahan Mei Rp 33.462-36.176.
Simak pula: Menteri Perdagangan Klaim Harga Komoditas Pokok di Bandung Turun
Kemudian pada Ramadan 2017, harga telur ayam ras Rp 22.794-23.050. Sedangkan pada Mei 2018 harga telur ayam ras Rp 24.245-26.181.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan harga ayam ras saat ini berkisar Rp 33 ribu per kilogram. "Kalau ada yang bilang di atas itu, pasti ukuran ayamnya lebih besar beratnya," ujarnya saat dihubungi Tempo.
Baca juga: Mendag: Menimbun Bahan Kebutuhan Pokok Akan Ditindak Tegas
Kemudian, untuk harga telur, kata dia, juga berada di kisaran Rp 24-26 ribu. Arief menjelaskan, harga tersebut merupakan HET. "Sekarang sudah banyak yang jual Rp 24 ribu," ucapnya menanggapi data yang diungkapkan Menteri Perdagangan itu.