TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memaparkan pentingnya revitalisasi sumber daya kelautan dan perikanan dalam roundtable business meeting, yang dihadiri 83 pebisnis sektor kelautan dan perikanan di Hotel Imperial, Tokyo, Kamis, 31 Mei 2018. "Selama dua dekade, ikan-ikan kami terambil oleh puluhan ribu kapal asing secara ilegal dan tak bertanggung jawab," ujar Susi.
Namun kini situasi berubah. Stok ikan di Indonesia, yang dulu terbelakang, sejak tiga tahun terakhir menjadi nomor satu di Asia Tenggara. "Eksekusi penenggelaman, meski kadang dijadikan joke, ternyata menjadi pijakan penting yang menyumbang pertumbuhan ekonomi kami yang luar biasa besar. Sektor perikanan menyumbang neraca perdagangan lebih dari 1 miliar US$," kata Susi dalam pertemuan yang juga dihadiri para petinggi Japan External Trade Organization (JETRO), Jeica, Duta Besar RI di Tokyo, Arifin Tasrif, serta Rachmat Gobel, utusan khusus RI untuk Jepang.
Simak: Tahan 700 Kapal Asing, Menteri Susi: Saya Keras Kepala
Susi juga memaparkan pertumbuhan biota laut Indonesia yang naik tiga kali lipat dibanding laut lain di dunia. "Kini banyak ikan dengan ukuran lebih besar yang melimpah, ada lebih dari 13 juta ton dan biota laut naik tiga kali lipat dibanding laut lainnya di dunia," ucapnya.
Menyinggung dibolehkannya investasi asing di sektor pengolahan dan logistik, Susi mengundang para pebisnis Jepang masuk ke sektor ini. "Ada Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 yang mendorong percepatan sektor ini. Selama ini mati akibat tujuh ribuan kapal asing dari Thailand, Cina, Vietnam, dan lain-lain. Oligarki dan oligopoli yang menimbulkan inefisiensi dalam bisnis ini harus didobrak bersama-sama," tuturnya.
Susi lalu mengundang pebisnis Jepang masuk membangun enam Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), yang ia sebut sebagai ketahanan dan keamanan pangan bagi Indonesia. "Kekuatan ini tentunya akan dibutuhkan bagi negara tetangga, termasuk Jepang," katanya. Sebagai gambaran, Susi menjelaskan, panjang garis pantai Indonesia 90 ribu kilometer (km), setiap 30 km diperlukan mesin es bubuk, maka butuh 3.000 mesin kecil dengan 1,5 ton es seharga US$ 20 ribu, sehingga dibutuhkan US$ 60 juta. "Ini bisnis bagus, sementara Jepang baru masuk mesin kapal seperti Yamaha," katanya. Sedangkan KKP akan menyiapkan US$ 200-300 juta melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk revitalisasi sektor perikanan ini.
Adapun enam SKPT itu akan dibangun di Kota Sabang (Provinsi Aceh), Natuna (Kepulauan Riau), Morotai (Maluku Utara), Biak Numfor (Papua), Moa (Maluku Barat Daya), dan Saumlaki (Maruku Tenggara Barat). Pemerintah Jepang berkomitmen akan memberi hibah senilai 6 miliar Yen berikut radar. Di Morotai, kata Susi, ikan tuna bisa didapat 8-11 mil di laut dengan bobot sampai 90 kilogram. "Silakan masuk dan langsung berinvestasi. Kami sangat terbuka dan siap membantu," ujarnya.
Kemarin, Susi Pudjiastuti diterima CEO dan Chairman JETRO Hiroyuki Ishige. Kemudian dilanjutkan beraudiensi dengan Menteri Luar Negeri Kono Taro di kantornya.
WAHYU MURYADI (TOKYO)