TEMPO.CO, Jakarta - Kasus bercanda bom atau bom jokes di pesawat kembali terjadi. Yang terbaru, penerbangan maskapai Lion Air rute Pontianak-Jakarta di Bandara Supadio, Senin, 28 Mei 2018, pukul 18.50 WIB. Penerbangan ditunda karena seorang penumpang mengaku membawa bom hingga penumpang lain panik dan berhamburan keluar melalui pintu darurat.
Selain mengganggu kenyamanan penumpang, bom jokes juga merugikan pihak maskapai. Sebagai salah satu maskapai yang pernah menjadi korban bom jokes, Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Hengki Heriandono mengatakan, candaan itu dapat mengganggu on time performance pesawat.
"Karena jika harus dilakukan pemeriksaan seluruh pesawat tentunya akan mengakibatkan delay dan bisa berakibat efek domino delay di station lainnya," kata Hengki kepada Tempo, Selasa, 29 Mei 2018.
Simak: 2 Versi Kronologi Kasus Bercanda Bom di Lion Air
Selanjutnya, kata Hengki, jika penumpang harus keluar dan kembali ke gate untuk pemeriksaan dan melebihi 30 menit, Maskapai diwajibkan memberi kompensasi delay kepada penumpang.
"Kompensasinya mulai dari makanan, snack dan minuman, heavy meal sampai uang Rp 300 ribu jika delay lebih dari 4 jam," ujar Hengki.
Pasca kerusuhan di Mako Brimob yang disusul rentetan serangan bom di Surabaya, beberapa kasus bercanda bom di bandara dan pesawat muncul. Misalnya pada Sabtu, 12 Mei 2018, seorang berinisial ZN menyebutkan kata bom ke salah satu awak kabin saat proses masuk ke pesawat di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Empat hari setelahnya, seorang kakek yang merupakan penumpang Lion Air dengan nomor penerbangan JT291 dari Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau bertanya ke pramugari, apakah dia boleh membawa bom di dalam pesawat.
Pada 18 Mei 2018, penerbangan Lion Air kembali terganggu akibat ulah nakal penumpang berinisial EF, 28 tahun yang mengaku membawa bom ke pesawat di Bandar Udara Internasional Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara.
Selanjutnya, Kamis, 28 Mei 2018, Dua anggota DPRD Banyuwangi bernama Basuki Rahmad dan Nauval Badri yang menjadi pelakunya. Kedua penumpang maskapai pesawat PT Garuda Indonesia Tbk. (Persero) itu bercanda bom di Bandara Banyuwangi.