TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan perundingan perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) segera rampung. Penandatanganan perjanjian perdagangan itu ditargetkan paling lambat pada Oktober 2018.
"Kemungkinan besar mereka mau merencanakan penandatanganan menjelang akhir Agustus atau permulaan September," kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 28 Mei 2018. Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull akan datang ke Indonesia untuk acara tersebut.
Baca Juga:
Sofjan mengatakan perundingan IA-CEPA saat ini masih terhambat beberapa masalah. Salah satunya berkaitan dengan kuota daging sapi yang bisa diimpor dari Australia.
Baca: AS Tuduh RI Subsidi Biodiesel, Pemerintah Siapkan Langkah Ini
Pemerintah Indonesia dan Australia juga masih berunding soal aktivitas perguruan tinggi yang bisa berinvestasi di dalam negeri dan pengembangan produksi mobil berteknologi tinggi untuk dipasarkan di Australia. "Mengenai masalah mining juga, technical assistance-nya," ujar dia.
Menurut dia, perundingan tentang isu tersebut sudah dibuatkan rancangannya. Tim dari Kementerian Perdagangan baru kembali dari Australia beberapa pekan lalu dan melapor kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Biasanya nanti diputuskan Wakil Presiden komprominya di mana," kata Sofjan.
Peluncuran perundingan IA-CEPA sudah digelar sejak 2 November 2010. Prosesnya sempat terhenti pada 2011-2015. Perundingan itu kembali diaktifkan pada Maret 2016 dan berlangsung hingga saat ini.
Australia merupakan salah satu mitra dagang strategis Indonesia. Total perdagangan dengan negara tersebut pada 2016 senilai US$ 8,45 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke Australia senilai US$ 3,19 miliar dan nilai impornya sebesar US$ 5,26 miliar.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan berharap negosiasi IA-CEPA selesai tahun ini. "Sekarang kami sedang bertukar draft dan catatan, dan mencari apa yang bisa kami lakukan untuk membuat kedua negara semakin baik lagi dalam memfinalisasikan kesepakatan itu beberapa bulan ke depan," ujarnya.