TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memaparkan langkah-langkah penguatan stabilitas perekonomian ke depan dengan upaya memperkuat kerja sama antar-kementerian dan lembaga terkait.
"Kita tidak sedang krisis, tapi memperkuat kerja sama," kata Darmin saat konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin, 28 Mei 2018.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: Implementasi APBN 2018 Kuat dan Sehat
Nilai tukar rupiah sempat menyentuh titik terendah dalam dua tahun terakhir. Per 21 Mei 2018, kurs rupiah tercatat Rp 14.190 per dolar Amerika Serikat.
Selain Darmin yang hadir dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, ada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah.
Tema konferensi pers kali ini adalah “Penguatan Koordinasi dan Bauran Kebijakan untuk Menjaga Stabilitas Perekonomian dan Keberlanjutan Reformasi”.
Darmin mengatakan pemerintah bersama dengan otoritas KSSK akan terus meningkatkan kewaspadaan, juga berkoordinasi serta siap mengambil kebijakan yang perlu untuk menjaga stabilitas dan keberlangsungan pembangunan dalam menyikapi perkembangan ekonomi global yang sangat cepat.
Ia menambahkan, fokus koordinasi kebijakan dalam jangka pendek akan diprioritaskan untuk memperkuat stabilitas terhadap tekanan global, terutama menyangkut pergerakan rupiah, inflasi, kinerja anggaran, serta neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan.
"Hal ini ditempuh melalui penguatan bauran kebijakan moneter BI, kebijakan fiskal oleh Kemenkeu, ketersediaan bahan pokok strategis, perkembangan sektor riil pada umumnya, dan penguatan pengawasan lembaga keuangan oleh OJK, dan tentu saja menjaga dan mempersiapkan langkah yang perlu diambil oleh LPS," ujarnya.
Menurut Darmin Nasution, implementasi kebijakan reformasi struktural di sektor riil juga terus dipercepat, seperti peningkatan daya saing, perbaikan iklim investasi, dan pembangunan infrastruktur strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah.
ANTARA