Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rupiah Terus Melemah, Produsen Bersiap Naikkan Harga Barang

image-gnews
Petugas penukaran mata uang asing menghitung uang pecahan 100 dolar AS di lokasi penukaran uang di kawasan Kwitang, Jakarta, 28 Maret 2018. Kurs rupiah menyentuh posisi Rp13.745 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (28/3/2018). TEMPO/Tony Hartawan
Petugas penukaran mata uang asing menghitung uang pecahan 100 dolar AS di lokasi penukaran uang di kawasan Kwitang, Jakarta, 28 Maret 2018. Kurs rupiah menyentuh posisi Rp13.745 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (28/3/2018). TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah produsen yang bergantung pada bahan baku impor bersiap menaikkan harga lantaran rupiah yang bergerak melemah di luar prediksi. Kepala Komite Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Vincent Harijanto mengatakan industrinya cukup terpukul dengan kurs rupiah yang kini menembus level 14.000 per dolar AS.

“Kami memperkirakan kurs tahun ini 13.000 per dolar AS, ternyata sekarang 14.000, berarti ada perbedaan 1.000, itu mempengaruhi kenaikan harga bahan baku kami 7-8 persen,” ujarnya, kepada Tempo, Jumat 25 Mei 2018.

Vincent mengatakan ketergantungan industri farmasi terhadap bahan baku aktif impor sangat tinggi, yaitu mencapai 95 persen. Selain bahan baku utama, industri juga membutuhkan bahan baku penolong seperti bahan kemasan dan lainnya, untuk akhirnya diproduksi menjadi obat-obatan jadi. “Sejak kurs melemah dampaknya tidak hanya ke kenaikan bahan baku, diikuti bahan kemas, sampai akhirnya menghitung ke harga obat jadi,” katanya.

Simak: Dolar Masih Berkuasa di Area Positif, Rupiah Terus Melemah

Vincent menjelaskan di satu sisi pihaknya tak dapat semudah itu memutuskan kenaikan harga. Dilema itu disebabkan karena adanya kontrak jangka panjang tahunan dengan pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tentang suplai obat-obatan. “Ini sulit karena pasti pemerintah rasanya tidak mau naik, karena harga yang di kontrak sudah dipatok, jadi bagi kami industri prinsipnya sekarang selama masih ada margin keuntungan sedikit apa pun tidak apa-apa, berkorban,” ujarnya.

Namun, industri pun khawatir jika pelemahan kurs terus berlanjut maka akan semakin menggerus keuntungan dan mempengaruhi harga pokok penjualan. “Apakah industri mau suplai dengan kondisi rugi, kalau sudah begini kan berarti kami benar-benar mengalami kesulitan.” Vincent menuturkan dari pihak eksportir bahan baku yang kebanyakan berasal dari Cina dan India tak dapat memberikan kepastian harga, sehingga sangat bergantung pada gejolak kurs.

“Mereka nggak akan berani lock harga untuk jangka panjang dengan kami, karena di sana juga ada gejolak kurs, belum lagi mereka juga produksi mulai dari bahan intermediate, mereka terpengaruh pada pihak starting materialnya,” ucapnya. Vincent berharap rupiah dapat segera berbalik menguat atau setidaknya berhenti bergejolak. “Stabil saja sudah bagus, tapi lebih baik lagi menguat, yang penting kami bisa hitung dan fiksasi harganya.”

Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry (IISIA) Hidayat Triseputro mengeluhkan persoalan yang sama terkait dengan fluktuasi nilai tukar beberapa waktu terakhir. Industri besi baja harus membayar biaya impor yang berkali lipat lebih mahal dari biasanya. Sebagai kompensasi atas kenaikan ongkos itu, industri pun mulai bersiap-siap untuk menaikkan harga, jika kurs rupiah tak kunjung membaik.

“Sejauh pasar bisa menyerap akan kami bebankan ke kenaikan harga di jenis-jenis produknya, tapi biasanya pasar itu ada limit, kemampuan serapnya juga terbatas kalau rupiah terlalu tinggi,” ujarnya. Sehingga, konsumen kata dia biasanya memilih untuk menahan pembelian untuk sementara, atau memaksimalkan kontrak lama dengan harga yang sudah pasti.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan industri akan segera mengevaluasi kemungkinan untuk menaikkan harga pasca lebaran nanti. Menurut dia, industri saat ini sudah cukup melakukan antisipasi fluktuasi kurs rupiah dan dolar dengan impor stok bahan baku sejak beberapa bulan lalu. “Tapi kalau situasi ini terus berlanjut hingga penutupan kuartal dua, bisa jadi kuartal tiga kami akan menaikkan harga,” ucapnya.

Adhi mengatakan industri makanan dan minuman saat ini masih banyak mengandalkan bahan baku impor, seperti susu, garam, tepung terigu, hingga gula. Dia menambahkan kenaikan harga bahan baku bisa mencapai 3-7 persen. “Kalau terus melemah omzet kami juga bisa tergerus.”

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

9 jam lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.


Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

9 jam lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.


Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

9 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ke tiga kiri) bersama Senior Deputi BI Destry Damayanti (ketiga kanan) dan jajaran Deputi BI (kiri-kanan) Aida S. Budiman, Doni Primanto Joewono, Juda Agung dan Filianingsih Hendarta saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) naik menjadi 6 persen. Tempo/Tony Hartawan
Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.


Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

15 jam lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.


Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

17 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.


Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

19 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.


Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.  Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan
Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).


BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

1 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).


Rupiah Menguat di 16.155 per USD, karena Respons Prabowo Presiden Terpilih atau Kenaikan Suku Bunga Acuan BI?

1 hari lalu

Petugas money changer menghitung mata uang dolar. Rupiah semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, di level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
Rupiah Menguat di 16.155 per USD, karena Respons Prabowo Presiden Terpilih atau Kenaikan Suku Bunga Acuan BI?

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 65 poin ke level Rp 16.155 per dolar AS hari dalam perdagangan ini.


BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?