TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan mengadakan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bulanan pada Rabu, 30 Mei 2018. Lewat rapat ini, BI biasanya menentukan akan menaikkan suku bunga acuan atau tidak.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira memprediksi, bunga acuan tetap 4,5 persen di Mei ini. "Gubernur BI yang baru tidak akan ambil langkah yang terlalu berani pasca dilantik," ujar Bhima saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 26 Mei 2018.
BI, prediksi Bhima, masih akan menunggu hasil rapat Federal Open Market Committee (FMOC) The Fed ihwal potensi kenaikan bunga acuan hingga akhir tahun. Rapat FOMC Fed sendiri akan berlangsung pada tanggal 12-13 Juni 2018. "Masih cukup lama, BI akan wait and see. Kemungkinan BI akan bereaksi di RDG setelah pengumuman The Fed," ujar Bhima.
Untuk rapat Dewan Gubernur BI pada 30 Mei mendatang, ujarnya, Gubernur BI yang baru saja dilantik, Perry Warjiyo, diperkirakan hanya melakukan penguatan sinyal ke pasar bahwa BI akan menjaga stabilitas rupiah dengan berbagai cara. "Pak Perry ingin membangun market confidences, terutama terkait rencana pelonggaran LTV loan to value DP kredit properti. Jika uang muka kredit semakin murah harapannya kredit akan bergairah dan tidak terkena dampak kenaikan bunga acuan BI," ujar Bhima.
Gubernur BI terpilih, Pery Warjiyo resmi dilantik di Mahkamah Agung, Jakarta pada Kamis, 24 Mei 2018. Usai dilantik, dia mengatakan sudah menyiapkan langkah-langkah jangka pendek dalam rangka menstabilkan nilai tukar rupiah.
"Kami akan memprioritaskan kebijakan moneter untuk bisa menstabilkan kurs dengan lebih mengkombinasikan kebijakan suku bunga dan intervensi ganda," kata dia di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis, 24 Mei 2018.
DEWI NURITA I ADAM PRIREZA