TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan, sudah mendapat persetujuan pemegang saham untuk mendapatkan 25 persen saham PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang mengelola Bandara Kertajati di Majalengka.
“Saya sendiri sudah mendapat persetujuan dari pemegang saham, Kementerian BUMN, dalam hal ini Menteri BUMN,” kata dia di Bandara Kertajati, Majalengka, Kamis, 25 Mei 2018.
Baca juga: Bandara Kertajati Ditargetkan Tampung 1 Juta Penumpang Tahun Ini
Awaluddin mengatakan, proses penghitungan valuasi nilai saham BIJB sudah tuntas. “Jadi sekarang sudah bersurat, Komisaris sedang proses untuk ke pemegang saham lagi, untuk menetapkan nilainya, karena nilai per lembarnya sekarang sudah ketahuan. Kalau kemarin baru prosentase 25 persen, nilainya berapa belum, kalau sekarang sudah,” kata dia.
Awaluddin enggan merinci nilai saham yang di incar AP II tersebut. Namun, dia berjanji akan mengumumkannya.
Menurut Awaluddin, AP II tinggal menunggu persetujuan pemegang saham untuk besaran nilai tersebut. “Kalau nanti keputusan pemegang saham, nilainya (disetujui), kami akan melakukan financial-closing, kita tanda tangan masuk ke share holder agreement, dan resmi jadi pemegang saham,” kata dia.
Dia berharap persetujuan Menteri BUMN Itu bisa terbit paling lambat awal Juli 2018 ini. “Selambat-lambatnya awal Juli, mudah-mudahan akhir Juni sudah bisa financial-closing,” kata Awaluddin.
Awaluddin mengatakan, jika sudah mengantungi saham BIJB itu, PT AP II selain sebagai operator, juga menjadi investor.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra membenarkan PT AP II berminat mendapatkan 25 persen saham PT BIJB. Tapi financial closing masih terganjal sejumlah pembahasan alot dalam rincian shareholder agreement yang tak kunjung disepakati keduanya. “Tarik ulur dari sisi shareholder agreement,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 25 Mei 2018.
PT BIJB pekan ini sudah menambah pinjaman pada sindikasi BPD Syariah untuk membayar tagihan jatuh tempo kontraktor yang mengerjakan pembangunan sisi darat Bandara Kertajati.
PT BIJB menambah lagi kredit pembiayaan sebesar Rp 650 miliar dengan sindikasi BPD Syariah pimpinan Bank Jateng Syariah. “Karena rencana pendanaan dari ekuiti belum terealisasi, sementara pekerjaan sudah mau selesai, tagihan harus dibayar. Mereka juga mau Lebaran, masa tidak dibayar,” kata Virda.
Pada Januari 2017, PT BIJB sudah menandatangani akad pinjaman dengan sindikasi BPD Syariah ini sebesar Rp 906 miliar, sehingga total pinjaman menjadi Rp 1,556 triiun. Akad pembiayaan sudah diteken, PT BIJB juga langsung mencairkan sebagian besar pinjaman tahap kedua itu. “Kita pinjam Rp 650 miliar, kemarin kita cairkan Rp 500 miliar,” kata Virda.
Virda mengatakan, sebagian duit pinjaman itu sudah dibayarkan untuk sejumlah tagihan jatuh tempo. “Kita bayar hampir Rp 300 miliar, itu tagihan-tagihan sudah jatuh tempo,” kata dia.
Virda mengatakan, dengan pembayaran sebagian tagihan kontraktor Bandara Kertajati yang jatuh tempo, negosiasi dengan PT AP II dan Reksa Dana Penempatan Terbatas, tidak perlu diburu waktu. “Negosiasi kita teruskan lagi, yang penting bayar dulu kontraktor,” kata dia.