TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Central Asia, David E. Sumual, memprediksi penggunaan electronic money atau e-money tumbuh lebih dari 300 persen selama arus mudik dan balik Lebaran 2018. Estimasinya, angka ini naik tajam dibanding tahun lalu dengan penggunaan uang elektronik yang hanya 8 persen.
"Karena saat ini makin lumrahnya penggunaan e-money, terutama terkait kewajiban penggunaan e-money untuk tol, kemungkinan naik akan lebih dari 300 persen," ujar David saat dihubungi Tempo pada Jumat, 25 Mei 2018.
Baca juga: H-7 Lebaran 2018, Bandara Kertajati Layani Angkutan Lebaran
Sebelumnya, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko juga menyebut pertumbuhan e-money mulai akhir 2017 hingga Maret 2018 mencapai 361 persen. "Angka ini tinggi sekali," ujar Onny saat ditemui Tempo di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu, 23 Mei 2018.
Menurut Onny, pertumbuhan yang tinggi tersebut disebabkan oleh penggunaan e-money di jalan tol dan banyaknya diskon e-commerce.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, terkait dengan penggunaan transaksi nontunai melalui alat pembayaran menggunakan kartu, BI mengimbau masyarakat tetap menjaga kerahasiaan PIN dan memperhatikan keamanan pada saat melakukan transaksi.
BI, ujar dia, akan terus berkoordinasi dengan peserta sistem pembayaran, untuk memastikan kegiatan sistem pembayaran, seperti penggunaan e-money, berjalan optimal. "Dengan langkah-langkah antisipatif yang dilakukan, kami berharap kegiatan ekonomi masyarakat pada bulan Ramadan dan Lebaran 2018 dapat berjalan dengan lancar, aman, dan nyaman," tutur Rosmaya di Jakarta, Rabu.