TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan sebagian dari 500 ribu beras impor tahap dua sudah masuk. Sebelumnya, kebijakan impor beras pertama pada 2018 sebanyak 500 ribu ton telah dilakukan pada Januari lalu.
"Jadi yang masuk sudah 670 ribu ton (digabungkan dengan impor tahap pertama menjadi 1 juta ton beras), bagian dari pada itu," kata Enggartiasto di kantornya, Rabu, 23 Mei 2018.
Enggartiasto menegaskan keputusan impor dikeluarkan melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas) di Kementerian Koordinator Perekonomian. Rapat tersebut dihadiri Kementerian Pertanian, Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog), dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Enggartiasto mengatakan hasil rakortas telah disampaikan ke kabinet. Tender impor juga sudah dilakukan Bulog. "Saya kemudian mengeluarkan surat persetujuan impor. Surat itu dikeluarkan berdasarkan permintaan Bulog atas keputusan rakortas," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto menilai tambahan impor beras tidak diperlukan lantaran stok beras di gudang Bulog hingga Jumat lalu sebanyak 1,295 juta ton. "Angka tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan beras beberapa bulan ke depan," ucap Gatot.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi turut mempertanyakan alasan Kementerian Perdagangan. Menurut Viva, data dari Kementerian Pertanian menunjukkan stok beras surplus. Bahkan komoditas beras premium dan jagung diklaim telah diekspor. "Jika surplus beras, mengapa pemerintah impor dan impor beras 500 ribu ton lagi?" tuturnya, Kamis, 17 Mei 2018.
M. YUSUF MANURUNG | ANDI IBNU | LANI DIANA
