TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi ini bergerak melemah sebesar 65 poin menjadi Rp 14.196 per dolar AS. Pelemahan kurs rupiah tersebut dibanding posisi sebelumnya Rp 14.131 per dolar AS.
Meski begitu, analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama memperkirakan pergerakan rupiah hari ini bakal menguat. Pasalnya, kebijakan BI untuk menaikkan 7-Day Repo Rate menjadi 4,5 persen mulai memberikan efek positif bagi menguatnya rupiah terhadap dolar AS.
Baca: Bos BEI Minta Perry Warjiyo Selamatkan Rupiah
Selain itu, faktor eksternal yang cenderung kondusif juga mendukung penguatan rupiah. Misalnya, kenaikan harga komoditas dunia memang mempengaruhi pergerakan dolar AS. "Di sisi lain, sentimen perang dagang antara AS dengan Cina sudah mulai mereda sebab kedua negara tersebut telah menyepakati penangguhan perang dagang," ujar Nafan, Rabu, 23 Mei 2018.
Secara teknikal, pada USDIDR daily chart terlihat pola bearish engulfing line candlestick pattern. Pola ini mengindikasikan adanya potensi depresiasi lanjutan bagi dolar AS terhadap rupiah, sehingga hal ini memberikan indikasi kuat bahwa rupiah masih cenderung stabil ke depannya. Nafan memperkirakan kurs rupiah hari ini bakal bergerak di kisaran Rp 14.080 hingga Rp 14.160 per dolar AS.
Dalam perdagangan kemarin rupiah ditutup menguat 0,34 persen atau 48 poin di Rp 14.142 per dolar AS kendati sebelumnya sempat menembus level Rp 14.200 per dolar AS. Pada perdagangan Senin lalu, rupiah berakhir melemah 34 poin atau 0,24 persen di posisi 14.190, sekaligus menjadi level terendah sejak Oktober 2015.
Bersama rupiah, mata uang lainnya di Asia pada perdagangan Selasa kemarin terpantau menguat terhadap dolar AS, dipimpin won Korea Selatan yang menguat 0,82 persen dan baht Thailand yang terapresiasi 0,39 persen. Hanya dolar Hong Kong yang bergerak flat cenderung negatif pada pukul 17.26 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,38 persen atau 0,354 poin ke level 93,323 pada pukul 17.15 WIB.
Terkait pelemahan rupiah ini, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo kemarin menyatakan Indonesia harus terus melancarkan reformasi di sektor moneter, fiskal, dan riil demi memastikan stabilitas finansial. Di sisi lain, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Bank Indonesia memiliki ruang lebih lanjut untuk mengetatkan kebijakan moneter. Pemerintah disebutnya akan bekerja sama dengan BI untuk memastikan stabilitas ekonomi.