TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito memastikan tidak ada kenaikan harga produk bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sebesar Rp 350 per liter. "Berita kenaikan Pertalite kemarin adalah hoax," ujarnya ketika dihubungi, Selasa, 22 Mei 2018.
Pernyataan Adiatma mengkonfirmasi kabar yang beredar di sejumlah media sosial sebelumnya bahwa harga Pertalite naik dari Rp 7.800 per liter menjadi Rp 8.150 per liter. Di situs resmi Pertamina disebutkan per 24 Maret 2018, Pertalite dijual di harga Rp 7.800 per liter untuk sebagian daerah di Pulau Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu).
Baca: Sri Mulyani Hitung Tambahan Subsidi untuk Pertamina dan PLN
Harga Pertalite Rp 7.800 per liter juga diberlakukan di Pulau Jawa (Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur), Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Adapun harga Pertalite Rp 8.000 per liter diterapkan di luar daerah-daerah tersebut.
General Manager Pertamina Marketing Operation Region V Ibnu Chouldum juga menyebutkan bahwa kenaikan produk bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sebesar Rp 350 tidak benar. "Kabar Pertalite naik adalah hoax dan sangat tidak benar," ujarnya setelah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Surabaya hari ini.
Pertamina, kata Ibnu, mengaku tidak akan semudah itu menaikkan harga produk BBM jenis apa pun karena harus berdasarkan instruksi dari pemerintah pusat, mengingat Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Kalau ada persoalan harga, kami tidak menaikkan sendirian, sebab kami adalah BUMN dan harus lapor ke pemerintah," ucapnya.
Ibnu menjelaskan, menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1439 Hijriah, Pertamina MOR V juga memprediksi tidak ada kenaikan harga karena semua sudah diatur, khususnya semua jenis produk BBM, termasuk harga elpiji. "Jangan sampai ada kenaikan, bahkan jika ada isu kelangkaan BBM sekalipun, kami akan turun langsung dan melakukan operasi pasar. Tapi sebelum diisukan, akan kami banjir dulu," katanya.
Pertamina, menurut Ibnu, juga menjamin stok BBM yang aman, bahkan dari Jawa Timur mampu membantu stok untuk sejumlah daerah, seperti di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Kendati demikian, pihaknya meminta partisipasi masyarakat untuk memperlancar penyaluran BBM, termasuk melaporkan apabila ada kendala atau hambatan yang ditemui di lapangan melalui pusat layanan Pertamina 1-500-000 atau ke posko satgas MOR V di 031-8492400.
ANTARA