TEMPO.CO, Indramayu – Kementerian Perhubungan akan memfokuskan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, untuk mengirim produk otomotif serta industri dari Karawang. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan pelabuhan ini bertujuan mengefisienkan biaya ekspor serta menyelesaikan kemacetan di Jakarta.
"Pelabuhan Patimban memiliki kegiatan strategis, khususnya pada tahap awal ekspor produk otomotif nasional ke luar negeri," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 21 Maret 2018.
Alih-alih ke Pelabuhan Tanjung Priok, Budi menuturkan produk-produk industri otomotif tersebut nantinya sampai ke Pelabuhan Patimban. Budi berharap beroperasinya pelabuhan ini dapat mengefisienkan biaya ekspor serta menyelesaikan kemacetan di Jakarta. Sebab, selama ini kegiatan pemindahan barang dari Jawa dan Cibitung menuju Pelabuhan Tanjung Priok sangat memakan waktu serta mengakibatkan kemacetan di Jakarta.
Saat ini, progres pembangunan Pelabuhan Patimban mencapai tahap pemilihan kontraktor dan segera memulai pembangunan konstruksi. Pembangunan akan dilaksanakan secara tiga tahap, dan diharapkan akan dapat melayani ekspor hingga 7,5 juta TEUs pada 2027.
"Pelabuhan ini dibangun bertahap, pertama adalah tahun depan, setelah itu kurang-lebih tahun 2023, dan terakhir tahun 2027. Tahun lalu, Patimban sudah dalam kapasitas 7,5 juta TEUs seperti Pelabuhan Tanjung Priok sekarang," ucap Budi .
Dalam pembangunan salah satu proyek strategis nasional ini, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Jepang terkait dengan pendanaannya. Dengan kerja sama ini, Budi berharap hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang selama 60 tahun ini tidak hanya memberikan ikatan persahabatan, tapi juga meningkatkan perekonomian masing-masing negara.
"Pemerintah Jepang memberikan loan, soft loan jangka panjang 40 tahun. Dan memang kerja sama ini adalah kerja sama yang strategis karena ini menandai hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang itu 60 tahun. Harapannya, kerja sama ini tidak hanya memberikan ikatan persahabatan antara Indonesia dan Jepang, tetapi juga meningkatkan perekonomian," tutur Budi.