TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan sudah memilih tiga kontraktor Pelabuhan Patimban yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. Ketiga perusahaan itu adalah dua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan satu perusahaan Jepang.
"Kontraktornya Penta-Ocean Construction (Jepang), PT Wijaya Karya Tbk, dan PT PP (Pembangunan Perumahan)," kata Budi usai menyambangi Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Minggu, 20 Mei 2018.
Sebelumnya, PT Adhi Karya Tbk merupakan satu dari tiga perusahaan BUMN yang masuk tahap final tender kontraktor Pelabuhan Patimban. Namun, Kementerian Perhubungan menjatuhkan pilihannya pada PT Wijaya Karya dan PT PP.
Adapun sebelum keputusan final, Budi menyampaikan, pembangunan pelabuhan itu akan melibatkan perusahaan Jepang. Salah satunya Penta-Ocean Construction.
Pelabuhan Patimban terdiri atas dua bagian, yaitu area pulau reklamasi seluas 350 hektare dan wilayah darat 250-300 hektare. Pemerintah berencana membangun Pelabuhan Patimban dalam tiga tahap.
Pada tahap pertama, Pelabuhan Patimban bakal memiliki terminal kendaraan yang bisa menampung kendaraan mencapai 360 ribu unit per tahun. Selain itu, ada terminal peti kemas dengan kapasitas 800 ribu TEUs.
Proyek Pelabuhan Patimban dibiayai pinjaman dari Jepang sebesar 118,9 miliar yen atau setara Rp 14,2 triliun, yang bakal dikucurkan secara bertahap sesuai dengan progres konstruksi. Jepang mematok bunga pinjaman 0,1 persen dan jasa konsultasi 0,01 persen dengan durasi pinjaman 40 tahun.